POJOKNEGERI.COM - Dalam upaya memperkuat posisi di pasar kendaraan listrik global, Toyota, pabrikan mobil terbesar di dunia, mengumumkan rencananya untuk membangun pabrik khusus kendaraan listrik di Shanghai, China.
Pabrik ini akan memproduksi Lexus BEV (Battery Electric Vehicle) dan baterai, dengan tujuan untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat terhadap mobil listrik di pasar global.
Raksasa otomotif asal jepang ini berkomitmen untuk mendirikan perusahaan yang sepenuhnya dimiliki di Shanghai untuk mengembangkan dan memproduksi kendaraan listrik premium merek Lexus.
Pabrikan mobil terlaris di dunia itu membuat pengumuman tersebut saat menaikkan perkiraan laba bersih tahunannya menjadi hampir US$ 30 miliar serta proyeksi pendapatannya.
"Toyota memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang sepenuhnya dimiliki untuk pengembangan dan produksi Lexus BEV (kendaraan listrik bertenaga baterai) dan baterai di Shanghai, China," tulis pernyataan Toyota seperti yang diberitakan AFP.
Pabrik ini dijadwalkan mulai beroperasi setelah tahun 2027 dan diperkirakan akan menciptakan sekitar 1.000 lapangan pekerjaan baru. Dengan kapasitas produksi tahunan sekitar 100.000 kendaraan.
Harian bisnis Nikkei telah melaporkan pada bulan Desember bahwa Toyota berencana untuk membangun pabrik di Shanghai.
China menyalip Jepang sebagai eksportir kendaraan terbesar tahun lalu, dibantu oleh dominasinya dalam EV, sebuah sektor di mana perusahaan-perusahaan Jepang telah kehilangan pangsa pasar dengan berfokus pada kendaraan hibrida.
Belanja konsumen yang lesu dan persaingan yang ketat membuat banyak produsen mobil di seluruh dunia kesulitan. Namun, strategi Toyota untuk menawarkan berbagai kendaraan, termasuk hibrida, telah membuahkan hasil di pasar seperti Amerika Serikat.
Toyota mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka menargetkan laba bersih tahun fiskal ini sebesar 4,52 triliun yen ($29,5 miliar), naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,57 triliun yen.
Mereka juga menaikkan perkiraan penjualan setahun penuh menjadi 47 triliun yen dari 46 triliun yen.
"Revisi ke atas tersebut menggabungkan kemajuan dalam memperkuat daya perolehan, yang didukung oleh upaya peningkatan termasuk daya saing produk", kata perusahaan tersebut.
Penjualan unit kendaraan listrik hibrida meningkat antara April dan Desember. Namun selama periode yang sama, di Tiongkok, total penjualan kendaraan turun dari 1,5 menjadi 1,4 juta.
Honda dan Nissan, produsen mobil nomor dua dan tiga di Jepang setelah Toyota, juga telah memulai pembicaraan tentang merger untuk membantu mereka memperkuat posisi mereka di bidang EV dan teknologi self-driving.
Namun, laporan minggu ini mengatakan bahwa diskusi ini bisa jadi akan menemui jalan buntu karena Honda menawarkan untuk menjadikan pesaingnya yang sedang kesulitan, Nissan, sebagai anak perusahaan.
(*)