Nah selanjutnya Perang Dunia I pun pecah pada tahun 1914. Akhirnya banyak negara meninggalkan standar emas sehingga mereka dapat membayar belanja militer dengan uang kertas, yang mendevaluasi mata uang mereka.
Tiga tahun setelah perang, Inggris yang dengan teguh berpegang pada standar emas untuk mempertahankan posisinya sebagai mata uang terkemuka dunia, mendapati dirinya harus meminjam uang untuk pertama kalinya.
Amerika Serikat menjadi pemberi pinjaman pilihan bagi banyak negara yang bersedia membeli obligasi AS berdenominasi dolar.
Inggris pada akhirnya menyerah pada standar emas pada tahun 1919, menghancurkan rekening bank pedagang internasional yang berdagang dalam pound. Pada saat itu, dolar telah menggantikan pound sebagai cadangan utama dunia.
Pada masa Perang Dunia II, AS adalah pemilik utama senjata, persediaan, dan barang-barang lainnya dari Sekutu. Negara Paman Sam mengumpulkan sebagian besar pembayarannya dalam bentuk emas.
Hingga pada akhir perang, Amerika Serikat memiliki sebagian besar emas dunia. Situasi itu menghalangi kembalinya standar emas oleh semua negara yang telah menghabiskan cadangan emas mereka.
Pada tahun 1944, delegasi dari 44 negara Sekutu bertemu di Bretton Wood, New Hampshire. Mereka berunding untuk menghasilkan sistem pengelolaan devisa yang tidak merugikan negara mana pun. Diputuskanlah bahwa mata uang dunia tidak dapat dikaitkan dengan emas, tetapi dapat dikaitkan dengan dolar AS yang terkait dengan emas.