"Kami juga kerja sama dengan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang berhubungan dengan determinan penyebab stunting,”ujarnya.
Ia memberikan contoh misalnya kasus stunting yang disebabkan oleh tingkat pendidikan ibu tentu membutuhkan bantuan dinas pendidikan. Kemudian, pernikahan dini, calon pengantin yang menikah usia muda namun belum mencapai usia produktif, maka Kemenag melakukan intervensi pembinaan pengantin.
"Percepatan penurunan angka stunting ini juga menyasar dari sejak sebelum melahirkan, hingga bayi lahir," jelasnya.
Semua komponen meliputi pendidikan, kesehatan reproduksi, hingga pemberian gizi yang tepat, lingkungan yang mendukung juga menjadi konsen dalam melakukan intervensi penurunan angka stunting di Ibu Kota Kaltim ini.
Untuk saat ini Prevalensi stunting di Kota Samarinda Tahun 2022 :
Menurut data SSGI = 25,3 %
Menurut data laporan timbang = 9.8 % ( dari 37,1% balita yang ditimbang )
(redaksi)