POJOKNEGERI.COM - Penurunan angka stunting di Samarinda ditargetkan turun menjadi hanya 11 persen di tahun 2024.
Kepala bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda,Siti Nurriyatus Zahrah mengatakan prevalensi stunting nasional tahun 2022 lalu mengalami penurunan menjadi 21,6 persen dibanding tahun 2021 sebesar 24,4 persen berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI).
Hal itu ia katakan saat dihubungi tim redaksi pada Rabu (8/2/2023).
Untuk itu, untuk target nasional, ditargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen di 2024.
“Secara nasional ada target penurunan angka stunting di tahun 2024 harus mencapai angka 14 persen dan tahun 2030 harus nol persen. Samarinda sendiri memiliki target penurunan angka stunting hingga 11 persen di tahun 2024,” kata Tutus, demikian ia biasa disapa.
Lanjut dijelaskan dia bahwa Dinkes Kota Samarinda melakukan dua intervensi dalam menekan penurunan angka stunting di Kota Samarinda, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik disebut dia meliputi kegiatan dari ranah kesehatan. Sementara, intervensi sensitif adalah kegiatan di luar dari ranah kesehatan namun masih berkaitan dengan 1000 hari masa kehidupan.
"Kami juga kerja sama dengan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang berhubungan dengan determinan penyebab stunting,”ujarnya.
Ia memberikan contoh misalnya kasus stunting yang disebabkan oleh tingkat pendidikan ibu tentu membutuhkan bantuan dinas pendidikan. Kemudian, pernikahan dini, calon pengantin yang menikah usia muda namun belum mencapai usia produktif, maka Kemenag melakukan intervensi pembinaan pengantin.
"Percepatan penurunan angka stunting ini juga menyasar dari sejak sebelum melahirkan, hingga bayi lahir," jelasnya.
Semua komponen meliputi pendidikan, kesehatan reproduksi, hingga pemberian gizi yang tepat, lingkungan yang mendukung juga menjadi konsen dalam melakukan intervensi penurunan angka stunting di Ibu Kota Kaltim ini.
Untuk saat ini Prevalensi stunting di Kota Samarinda Tahun 2022 :
Menurut data SSGI = 25,3 %
Menurut data laporan timbang = 9.8 % ( dari 37,1% balita yang ditimbang )
(redaksi)