Sebelumnya, dua hari tersebut, diisi oleh perayaan pesta pora, dengan tradisi mabuk-mabukan dan menari. Konon, ini merupakan pengaruh budaya dari orang Persia kuno.
Kemudian setelah turun kewajiban puasa Ramadan, Rasulullah mengganti perayaan tersebut menjadi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha yang diperingati setiap tahun, hingga saat ini.
Dijelaskan oleh seorang ulama bahwa Allah menjadikan tiga hari raya di dunia bagi orang-orang yang beriman, yaitu Hari Raya Jumat, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.
Secara khusus, perayaan Idul Fitri yang identik dengan menggunakan pakaian baru, memiliki makna yang lebih dari itu.
Mengenakan pakaian baru hanyalah sunah, sedangkan makna yang lebih penting adalah anjuran untuk menambah ketaatan setelah hari raya tersebut.
Hal ini berarti, umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dan amalan sunah lain di bulan Ramadan diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri dan iman dengan menjalankan ibadah yang lebih baik usai Ramadan.
Meski bukan hal yang mudah, orang yang mampu menjalankan ibadah dengan lebih baik setelah Ramadan, merupakan tanda bahwa ibadah selama Ramadan telah diterima oleh Allah.
(redaksi)