POJOKNEGERI.COM - Hari Raya Idul Fitri telah tiba, setelah sebulan penuh berpuasa, kini tiba datangnya hari kemenangan.
Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023, jatuh pada 21 April, bagi Muhammadiyah, dan 22 April sebagaimana yang ditetapkan pemerintah.
Serangkaian silaturahmi dilakukan pada Idul Fitri.
Momen bermaafan dan berkumpul bersama tak pernah terlewat dalam perayaan Idul Fitri.
Momen Idul Fitri juga bisa jadi pelepas rindu, terutama untuk kamu yang harus merantau dan jauh dari orang tua.
Itulah mengapa Idul Fitri menjadi momen spesial dan istimewa bagi setiap umat muslim.
Tapi, tahukah kalian? Idul Fitri sarat dengan sejarah panjang umat Muslim.
Berikut ini sejarah Idul Fitri, dilansir dari smanegeri1sekampung.sch.id, melalui Bola.com:
Sejarah Hari Raya Idul Fitri berkaitan dengan dua peristiwa dalam sejarah Islam, yaitu Perang Badar dan Hari Raya masyarakat Jahiliyah.
Perayaan Idul Fitri kali pertama digelar pada tahun ke-2 Hijriah, yaitu bertepatan dengan kemenangan kaum muslimin pada Perang Badar.
Usai perang, secara tidak langsung umat muslim merayakan kemenangan dengan penuh rasa syukur dan gembira.
Bukan hanya kemenangan dalam perang, tetapi juga kemenangan karena berhasil berpuasa selama satu bulan di saat itu.
Kemudian, ini mulai menjadi tradisi dan ibadah yang dilakukan umat muslim hingga saat ini.
Sebelum itu, tepatnya sebelum agama Islam datang, kaum Arab Jahiliyah merayakan dua hari raya yang sangat meriah.
Disebutkan dalam hadis bahwa Idul Fitri yang kini dirayakan setiap tahun, tak lepas dari sejarah tradisi masyarakat Jahiliyah yang memiliki kebiasaan khusus bermain dalam dua hari.
Kemudian, setelah Rasulullah mendapat perintah untuk menyebarkan Islam dan jalan kebenaran yang berasal dari Allah SWT, tradisi tersebut berubah.
Dalam hal ini, Rasulullah mengganti hari raya masyarakat jahiliyah dahulu menjadi perayaan yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
"Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)
Sebelumnya, dua hari tersebut, diisi oleh perayaan pesta pora, dengan tradisi mabuk-mabukan dan menari. Konon, ini merupakan pengaruh budaya dari orang Persia kuno.
Kemudian setelah turun kewajiban puasa Ramadan, Rasulullah mengganti perayaan tersebut menjadi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha yang diperingati setiap tahun, hingga saat ini.
Dijelaskan oleh seorang ulama bahwa Allah menjadikan tiga hari raya di dunia bagi orang-orang yang beriman, yaitu Hari Raya Jumat, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.
Secara khusus, perayaan Idul Fitri yang identik dengan menggunakan pakaian baru, memiliki makna yang lebih dari itu.
Mengenakan pakaian baru hanyalah sunah, sedangkan makna yang lebih penting adalah anjuran untuk menambah ketaatan setelah hari raya tersebut.
Hal ini berarti, umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dan amalan sunah lain di bulan Ramadan diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri dan iman dengan menjalankan ibadah yang lebih baik usai Ramadan.
Meski bukan hal yang mudah, orang yang mampu menjalankan ibadah dengan lebih baik setelah Ramadan, merupakan tanda bahwa ibadah selama Ramadan telah diterima oleh Allah.
(redaksi)