Jumat, 27 Desember 2024

Internasional

Rusia Minta Korea Selatan tidak Ikut Campur Perang di Ukraina

Sabtu, 30 November 2024 13:45

Wakil Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Andrey Rudenko.

Dengan jumlah yang lebih banyak, maka pasukan lawan bakalan kalah jumlah jika perbandingan korban tewas dengan musuh satu berbanding satu, maka Rusia akan memenangkan peperangan karena jumlah yang hidup masih banyak.

Biasanya perang ini dilakukan secara brutal, seperti yang terjadi saat perebutan kota Bakhmut dan Mariupol.

Kota-kota lainnya di Donetsk pun akhirnya menyerah dan jatuh ke Rusia tanpa perlawanan seperti Ugledar dan Selidovo, akibat militer Ukraina tak mau prajuritnya jadi korban kebrutalan penggilingan daging Rusia.

Ukraina lebih memilih menarik mereka untuk bertahan di dua benteng terkuat Donetsk, Pokrovsk dan Kurakhovo.

Tampaknya Rusia mulai menitik dua kota Donetsk ini. 

Keduanya merupakan benteng kuat Ukraina di Donetsk dan Rusia dianggap sedang mempersiapkan strategi penggilingan daging di dua kota itu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahkan mengeluhkan jumlah pasukannya yang sedikit hingga dengan mudah dikalahkan dalam perebutan wilayah di sejumlah kota.

Jumlah pasukannya di garis depan semakin menyusut hingga perbandingannya adalah 1:8 dengan jumlah pasukan Rusia.

Media Barat The Conversation mengabarkan, strategi penggilingan daging Rusia mampu mengepung dan menyerang secara bergelombang dengan meriam yang di tembakkan tanpa berhenti.

Hal ini menyebabkan lawan lelah baik fisik maupun psikologis hingga akhirnya kalah tertembak atau menyerah.

"Penggiling daging" menjadi bagian dari taktik militer Soviet. 

Frasa "kuantitas memiliki kualitasnya sendiri" memiliki akar yang tidak dapat dibuktikan dalam kepemimpinan Stalin selama perang dunia kedua. 

Pertempuran penting seperti Stalingrad dan Kursk melibatkan pengerahan jutaan tentara, dan tentara Soviet akhirnya menghancurkan serangan kilat Nazi melalui kekuatan besar di garis depan timur.

Demikian juga dengan Vladimir Putin yang nampaknya getol meneruskan strategi ara pendahulunya tersebut.

Diperkirakan lebih dari 70.000 tentara Rusia telah tewas sejak 2022. 

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
pojokhiburan