“Kami tidak mengganti meteran secara acak. Semua tergantung pada akurasi pembacaan yang kami terima. Jika pembacaan tidak sesuai, kami akan segera mengambil tindakan,” jelasnya.
Dikatakan bahwa keberadaan water meter yang akurat sangat penting untuk penghitungan konsumsi air.
“Jika meteran tidak akurat, kami juga yang rugi. Misalnya, jika sebuah rumah menggunakan air hanya dua kubik sehari, namun meteran menunjukkan angka yang lebih tinggi, maka kami akan mengalami kerugian,” ujarnya.
Taufik menambahkan bahwa jika water meter milik pelanggan mengalami kerusakan akibat tindakan di luar kendali, seperti pencurian atau kerusakan karena kecelakaan, maka penggantian akan menjadi tanggung jawab pemilik rumah. “Jika meteran pecah atau tertabrak, biaya penggantian adalah sebesar 460.000 rupiah. Namun, untuk program penggantian ini, kami akan menanggung seluruh biaya,” jelasnya.
Program ini diharapkan dapat membantu mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh NRW, yang merupakan air yang terbuang dan tidak tercatat dalam sistem penjualan. Dengan penggantian water meter yang lebih akurat, PDAM bisa lebih efektif dalam menghitung penggunaan air dan menetapkan tarif yang tepat.
“Penggantian ini sangat berpengaruh untuk menurunkan NRW. Jika water meter tidak akurat, pemakaian air bisa tercatat lebih tinggi dari yang seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan pelanggan mengeluh karena lonjakan tagihan yang tiba-tiba,” kata Taufik.