Ia mencontohkan seperti hasil cabai yang ditanam kemudian diolah menjadi saos cabai atau sambal terasi dalam kemasan botol, bunga rosella menjadi minuman segar/sirup rosella, juga tomat menjadi saos tomat.
Produk-produk olahan itu menurut Akmal selain memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi, juga membuat produksi tanaman siswa lebih berkualitas.
“Anak-anak kita ajarkan tidak hanya jadi petani hebat, tapi juga memiliki jiwa entrepreneur,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim M Kurniawan menyebutkan panen bersama dilakukan di lahan praktik siswa sekitar lahan 1,5 hektar yang tersebar di kawasan SMK SPP Samarinda.
“Panen cabai hari ini varietas Anjasmara sekitar 3 ribu dari 16 ribu pohon yang ditanam. Seba ada sekitar 9 ribu proses penyemaian,” ujarnya.
(*)