POJOKNEGERI.COM - Pertemuan bersejarah bakal segera tercipta antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Minggu, 16 Februari 2025, bahwa ia akan segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump menambahkan bahwa ia yakin mitranya dari Rusia benar-benar ingin menghentikan pertempuran di Ukraina.
"Tidak ada waktu yang ditetapkan, tetapi bisa jadi segera," kata Trump, dikutip dari Alarabiya, Senin 17 Februari 2025.
Dengan Rubio yang akan memimpin delegasi tingkat tinggi Amerika dalam diskusi dengan pejabat Rusia di ibu kota Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang, serangkaian diplomasi sedang berlangsung saat perang brutal Ukraina mendekati 'ulang tahun' ketiganya.
Trump, berbicara kepada wartawan setelah penerbangan dengan Air Force One, mengatakan timnya telah berbicara panjang dan keras dengan pejabat Rusia, termasuk utusannya untuk Timur Tengah Steve Witkoff yang menurutnya telah bertemu dengan Putin selama sekitar tiga jam baru-baru ini.
"Saya pikir ia ingin berhenti berperang," ucap Trump tentang Putin.
Ketika ditanya apakah ia yakin Putin ingin merebut seluruh Ukraina, Trump berkata, “Itu pertanyaan saya kepadanya. Jika ia akan terus maju... itu akan menyebabkan masalah besar bagi saya,” imbuh Trump.
Menurutnya, Putin sendiri tentu ingin mengakhiri perang.
"Zelensky juga ingin mengakhirinya.”
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Minggu, 16 Februari 2025, bahwa ia yakin Rusia sedang bersiap untuk "berperang” melawan NATO yang melemah jika Trump mengurangi dukungan AS untuk aliansi tersebut.
Trump tampaknya mengabaikan pernyataan Zelensky, dan mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak sedikit pun khawatir tentang pesan pemimpin Ukraina tersebut.
Trump telah berulang kali menegaskan bahwa ia akan mengakhiri konflik Ukraina dalam satu hari jika ia kembali ke Gedung Putih, tetapi Rubio menekankan bahwa “tidak akan mudah” untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lama, berdarah, dan rumit tersebut.
“Proses menuju perdamaian bukanlah sesuatu yang bisa terjadi dalam satu kali pertemuan,” kata Rubio dalam sebuah wawancara dengan CBS di sela-sela Konferensi Keamanan Munich. (*/viva)