Dalam paparannya, dia menyebut, hingga September 2024 jargas telah tersambung pada lebih dari 1 juta sambungan rumah tangga.
Detailnya, Yuliot mengatakan, jargas menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah tersambung pada 703.000 SR, lalu ditambah dengan jargas tanpa dana APBN telah terpasang pada sebanyak 400.000 SR.
"Peningkatan pemanfaatan gas bumi pada sektor industri maupun rumah tangga melalui jargas. Sampai dengan September 2024, telah terpasang jargas APBN sebanyak 703 ribu SR, dan jargas non APBN sebanyak 400 ribu SR," ujarnya.
Dia menyebut, bila target 5,5 juta SR ini terwujud, maka Indonesia berpotensi menghemat anggaran subsidi LPG hingga Rp 5,6 triliun per tahun pada 2030 mendatang.
"Target pengembangan jargas tahun 2030 sebanyak 5,5 juta SR yang diharapkan dapat menurunkan impor LPG sebesar 550 KTPA dan menghemat subsidi sebesar kurang lebih Rp 5,6 triliun per tahun" tuturnya
Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah tengah berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap LPG.
Misalnya dengan memperluas jaringan gas rumah tangga (jargas) seperti di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).