Dia menjelaskan banyak izin importir umum yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan dari tahun lalu untuk suplai industri kecil menengah (IKM).
Dimana untuk izin impor produk kain impor yang dikeluarkan sampai Desember 2021 kemarin mencapai 1 miliar meter panjangnya, itu setara dengan 200 - 250 ribu ton.
Redma mengatakan penurunan lini produksi ini dilakukan dari seluruh pelaku industri dari hulu hingga hilir.
Dimana garmen memangkas produksi hingga 50% dan di hulu berkisar 20% - 30%. Membuat banyak karyawan yang dirumahkan.
"Sehingga sebagian banyak perusahaan merumahkan karyawan, kalau PHK belum," ucapnya.
Dengan kondisi kenaikan harga Bahan - Bakar Minyak (BBM) subsidi yang naik membuat ongkos produksi semakin membengkak, setidaknya 20% - 30% dari komponen logistik.
Namun pengusaha tidak bisa menaikkan harga karena tidak bisa bersaing dengan produk impor.
"Kita khawatir dengan barang impor pada pasar banyak masuk, demand (produk dalam negeri) melemah karena market mengecil, tapi supply barang banyak karena impor. Kita terjepit sana sini," pungkasnya. (redaksi)