"Ketika seseorang terganggu oleh narkoba, proses pembangunan akan terhambat. Oleh karena itu, rehabilitasi menjadi langkah penting untuk memulihkan generasi muda dan mengurangi beban sosial," jelasnya.
Namun, tantangan besar lainnya adalah Kota Samarinda yang dikenal sebagai jalur strategis perdagangan narkoba. Ia mengatakan bahwa Samarinda berada di kawasan Kalimantan Timur yang menjadi lintasan narkoba internasional dari Myanmar dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
"Pasar narkoba di Samarinda sangat besar dan kita harus bersama-sama mengawasi serta mencegah peredaran narkoba," tegasnya.
Pemerintah dan BNN juga mengupayakan penanggulangan narkoba dengan dua pendekatan utama: supply reduction (penurunan pasokan) dan demand reduction (penurunan permintaan). Dalam pendekatan supply reduction, BNN bersama Polri dan instansi terkait lainnya memperkuat operasi intelijen untuk menutup jalur peredaran narkoba.
"Kami baru saja berhasil menangkap jaringan narkoba yang berasal dari Tawau, Malaysia, dan terus berupaya menekan pasar narkoba di Kalimantan Timur," katanya.
Selain itu, BNN juga menerapkan pendekatan tematik dengan menyesuaikan strategi pemberantasan narkoba berdasarkan karakteristik daerah.
“Kita harus menilai setiap masalah narkoba dengan pendekatan yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi daerah," pungkasnya.
(tim redaksi)