Dia juga mengatakan beberapa wilayah Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menghadapi fase transisi pada Maret-Mei.
"Yang harus diwaspadai biasanya fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul, angin kencang angin puting beliung dan bisa jadi hujan lebat meskipun singkat," urai dia.
Pada Juni, BMKG memperkirakan penurunan curah hujan terjadi di Maluku bagian utara serta Papua bagian tengah dan selatan.
Pada saat yang sama, katanya, penurunan curah hujan di Jawa dan Sumatera semakin meluas.
"Juni-Juli semakin merona oranye-coklat, artinya curah hujan semakin rendah dan semakin luas," jelas Dwikorita.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan memperkirakan El Nino yang terbilang lemah akan melanda setidaknya hingga Agustus.
Ia pun memprediksi kekeringan tuntas pada Oktober.
"Peluang 50 persen untuk mengalami El Nino lemah itu pada periode Juni, Juli, Agustus. Dampak kekeringan, ya," ujar dia, dalam konferensi pers yang sama.
"Ini curah hujan berkurang, kita harus mengantisipasi kekeringan tapi inshallah engga panjang, Oktober semoga sudah selesai," tandas dia.
(redaksi)