Pasalnya, selama 20 hari dirinya hanya turun ke kantor. Namun tidak melakukan aktivitas pertambangan.
Sementara, ketika normal dirinya mendapat tambahan penghasilan dari operasional kerja.
"Berhari-hari sudah gak ngapa-ngapain. Gak ada pemasukan tambahan untuk keluarga," tuturnya.
Ia pun khawatir jika situasi seperti ini terus terjadi bukan tidak mungkin dirinya akan kehilangan pekerjaan.
"Saya juga gak tahu nanti bagaimana kalau terjadi. Cari kerja sekarang susah," imbuhnya.
Senada dengan Abdul Majid, rekan kerjanya Hendrik juga merasakan hal yang sama. Hendrik hanya dapat gaji pokok dari perusahaan.
"Sementara banyak yang dibiayai di rumah mas. Ada orang tua. Ade juga ada yang masih sekolah," ungkapnya.
(redaksi)