Sigit mencontohkan emisi di sekitar PLTU Suralaya, Banten tidak menyebar ke Jakarta.
"Kita juga melakukan studi untuk PLTU, juga untuk menjawab apakah (emisi) PLTU masuk ke Jakarta atau tidak. Sudah terkonfirmasi, bahwa sebagian besar masuk ke Selat Sunda, tidak ke arah Jakarta," tuturnya dalam Media Briefing: Kualitas Udara di Wilayah Jabodetabek, dikutip dari YouTube KLHK, Minggu (13/8).
Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satryo Nugroho membantah klaim KLHK.
Ia menyebut ada 16 PLTU batu bara yang mengepung Jakarta, yakni 10 di Banten dan 6 lainnya di Jawa Barat.
Menurutnya, emisi PLTU turut menyumbang polusi udara di Jabodetabek, khususnya Jakarta.
Ia menduga KLHK menutup-nutupi dampak nyata polusi PLTU terhadap buruknya kualitas udara Ibu Kota.
"Menurut saya, ini akal-akalan KLHK saja untuk mendorong adanya transformasi kendaraan bermotor dari konvensional menuju berbasis listrik. KLHK perlu berani menentukan bahwa industri manufaktur juga, tidak hanya PLTU batu bara, tapi dari industri-industri lain, seperti petrokimia, besi dan baja, sampai semen yang juga jadi kontributor (polusi udara)," katanya.
(redaksi)