POJOKNEGERI.COM - Setelah menantang kehadiran NATO dan Amerika Serikat (AS) di Ukraina, Rusia langsung membentuk Resimen S-500.
Salah satu peningkatan paling signifikan S-500 dibanding S-300 dan S-400 adalah kemampuannya mencegat rudal balistik antarbenua (ICBM), rudal hipersonik, dan bahkan satelit orbit rendah.
Keunggulan penting lain dari S-500 adalah kemampuan anti-satelitnya.
Sistem ini dilaporkan mampu menargetkan satelit orbit Bumi rendah (LEO) yang menambah dimensi baru pada cakupan operasionalnya.
Hal ini menjadikan S-500 tidak hanya sebagai sistem pertahanan rudal yang sangat mumpuni, tetapi juga alat yang ampuh untuk mencegah musuh mengakses aset penting berbasis ruang angkasa.
S-500 meningkatkan kemampuan Rusia untuk mengganggu operasi musuh, termasuk NATO dan negara Barat lainnya yang sangat bergantung pada satelit untuk tujuan militer dan strategis.
Sejak Ukraina meenyarang Rusia menggunakan senjata AS dan negara-negara NATO, Rusia langsung menyiapkan perangkat perang lebih baik dan masal.
Sebagaimana diketahui, pada 20 November 2024, Ukraina menyerang menggunakan rudal AS (ATCMS) dan rudal Storm Shadow dari Inggris.
Serangan itu dianggap Rusia sebagai serangan AS dan NATO ke kedaulatan Rusia dengan meminjam tangan Ukraina.
Rusia langsung mengerahkan rudal barunya, Oreshnik, untuk membalas serangan itu dan mengancam akan menggunakan rudala mematikan itu lebih baik.
Bahkan, dalam pernyataan terakhirnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menantang AS dan NATO untuk hadir ke Ukraina dan mengerahkan semua senjata terbaiknya.
"Jika mereka ingin datang, biarkan saja. Kita lihat apa yang akan terjadi," kata Putin seperti dikutip beberapa media, termasuk kantor berita TASS.
Rusia menyatakan sudah menyiapkan rudal Oreshnik sebanyak mungkin.
Selain itu, Angkatan Udara Rusia baru saja mendapat tambahan pesawat tempur Su-34 dan jet tempur generasi ke-5, SU-57.
Artikel ini telah taayang di YouTube Pojok Negeri Media: https://www.youtube.com/watch?v=sQh2xdTkb_o&t=327s
(*)