Hal itu berhubungan dengan China yang dilaporkan melakukan reformasi peternakan babi setelah hancur akibat wabah demam babi Afrika di kisaran pertengahan tahun 2018 dan meluas di seluruh China di tahun 2019.
Perombakan peternakan babi di China itu diperkirakan membutuhkan banyak pasokan kedelai, salah satu bahan baku pakan ternak.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan memperkirakan, pada tahun lalu pihaknya memperkirakan produksi kedelai di Argentina dan Brasil akan meningkat. Namun, proyeksi itu diperkirakan akan meleset.
Meleset, dikarenakan diperkirakan kedelai yang dihasilkan dari Argentina dan Brasil itu akan diborong dengan China yang saat ini sedang on fire di industri peternakan babi itu,
"Nah begitu reformasi peternakan babi dibikin, SOP yang bagus maka butuh kedelai banyak untuk pakan babi. Sehingga, China ini memborong kedelainya," kata Oke Nurwan.
Diborongnya kedelai oleh China ini mau tak mau membuat impor kedelai Indonesia akan kesulitan.
"China beralih ke Amerika diborong. Kedelai kita itu untuk tahu tempe biasanya dari Amerika. Karena diborong harga melonjak, ditambah pandemi," ujarnya.