POJOKNEGERI.COM - Tahun 2022 tersisa sekitar 17 desa, dari jumlah sebelumnya di tahun 2021 yaitu sebanyak 54 desa yang tertinggal.
Dapat diartikan angka jumlah desa yang tertinggal di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tiap tahunnya terus mengalami penurunan.
Perolehan penurunan desa tertinggal yang tiap tahunnya selalu membaik, dapat dilihat sejak masa pemimpin Gubernur Isran Noor dan Wakil Gubernur Hadi Mulyadi.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim M Syirajuddin mengatakan, dari hasil penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) pada 17 desa tertinggal itu menunjukan beberapa permasalahan yang sama.
Seperti indikator ketersediaan tenaga kesehatan seperti bidan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya yang masih sangat minim, dan soal jarak pusat layanan kesehatan itu sendiri dengan masyarakatnya terbilang sangat jauh, Kamis (4/8/2022).
Adapun perihal penunjang untuk menuntut ilmu, jarak kepada akses pendidikan SMA/SMK masih banyak yang berlum terpenuhi, dan indikator jarak kepada akses ke pusat perdagangan mengalami kesulitan, dikarenakan minimnya akses. Masih banyak penunjang untuk kehidupan di desa sekitar yang minim, seperti akses air dan listrik. Dan jalan desa untuk dilalu kendaraan roda empat jauh dari harapan, serta penanda peringatan potensi rawan bencana dan tanggap bencana sangat kurang.
“DPMPD ditargetkan sesuai IDM. Dari sini patokannya hanya tiga yakni pemenuhan sosial dasar, ekonomi dan lingkungan. Untuk lingkungan ukurannya adalah antisipasi banjir, kebakaran hutan, jalur evakuasi, termasuk keberadaan papan peringatan pun harus tersedia,” ucap Syirajuddin.