“Selama tidak terkena inheren dari gelombang-gelombang radio signal internet. Lancar-lancar saja manuver-nya,” ujarnya.
Ia mengaku berencana untuk menggunakan drone seharian, tapi keinginan itu belum bisa dilakukan karena dalam pengoperasiannya belum dapat dilakukan secara maksimal.
Menurutnya drone tersebut masih terkendala oleh fasilitas penunjang seperti boks stasiun pendaratan dan isi ulang darat otomatis.
Jika fasilitas tambahan sudah dimiliki, maka memungkinkan operasi drone sepenuhnya otonom.
“Sebenarnya drone yang kita punya spesifikasi masih standar digunakan untuk pemadaman. Sebetulnya masih ada alat seperti DJI Doks yang terprogram otomatis. Nah cuma kita belum ada alat itu, mahal juga harganya bisa lebih mahal dari harga drone-nya,” jelasnya. (adv)