"Betul, saya pernah ditawari untuk menjadi cawapresnya Pak Anies. Tetapi bukan oleh koalisi, oleh PKS. Pada waktu itu PKS menggagasi beberapa orang, lalu datang ke rumah saya, 'Bapak mau nggak kalau kami calonkan sebagai cawapresnya Pak Anies karena kami koalisi?"
"Saya bilang waktu itu 'tidak'. Kenapa? 'Karena koalisi Anda saat itu, ketika itu, koalisi Anda itu mau pecah'. Itu Partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY bilang, kalau tidak mencalonkan AHY, Demokrat akan keluar dari koalisi," sambung Mahfud MD.
Mahfud yang merupakan bagian dari pemerintah, khawatir dituduh memecah belah.
Sebab, apabila Mahfud masuk dan Demkorat keluar, maka koalisi tidak memenuhi syarat pengajuan capres.
"Saya yang menjamin pada publik bahwa pemilu ini akan jadi dan Pak Anies tidak boleh ada yang menghalanginya, agar Pak Anies tidak terhalang mencalonkan. Saya tidak mau jadi wakilnya agar koalisinya tidak solid," jelasnya.
Mahfud mengatakan beruntung Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bergabung koalisi Anies, maka tetap memenuhi syarat.
Apa yang diprediksinya benar, Partai Demokrat keluar koalisi.
Kemudian, dia menjelaskan mengapa bersedia dipinang oleh Ganjar.
Salah satunya karena Ganjar Pranowo berada di koalisi yang telah memenuhi syarat.