"Kerja sama dalam BRICS tidak ditujukan terhadap siapa pun atau apapun – baik terhadap dolar maupun terhadap mata uang lain," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada saat itu.
"Tujuan utamnya mengejar untuk memastikan kepentingan negara-negara yang berpartisipasi dalam format ini," bebernya.
Dalam pidatonya di KTT BRICS, Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan, bahwa memakai dolar sebagai senjata – melalui sanksi dan menolak akses negara-negara ke sistem keuangan Barat – adalah "kesalahan besar" yang akan memaksa negara-negara "untuk mencari alternatif lain, itulah yang terjadi."
Sebagain informasi BRICS sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, dan diperluas pada bulan Januari hingga mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Sekitar 30 negara lain telah menyatakan minat untuk bergabung dengan kelompok ekonomi negara-negara berkembang terdepan itu.
(*)