Menurutnya, aspirasi dari Gen X dan Gen Y sangat jauh berbeda dengan karakteristik atau hal-hal yang dicari oleh Gen Z. Dia mengatakan pekerja Gen Z di Dexa Group justru mencari rasa aman, khususnya terkait sisi finansial.
Banyak karyawan Gen Z yang tidak menolak jika mereka diberi tugas yang sangat banyak, asalkan ada imbal hasil yang didapat. “Beberapa Gen Z di tempat kami willing untuk bekerja lebih, as long as security and stability benar-benar dijaga,” ucapnya.
Di sisi lain, lanjutnya, Gen Z justru dikenal dengan sebutan career multitasker. Artinya, kata dia, Gen Z bisa saja menjadi karyawan permanen di satu perusahaan. Namun, mereka bisa saja masih bekerja paruh waktu atau freelance di tempat lain. “Hal yang yang terpenting bagi Gen Z adalah mental health atau kesehatan mental. Pekerjaan masih bisa dicari,” ungkapnya.
Work From Hub
Jika dilihat dari ekosistem kerja, Friska mengatakan situasi pandemi Covid-19 yang membuat orang harus berjaga jarak sangat disukai oleh Gen Z. Alih-alih mengikuti rapat secara tatap muka, lanjutnya, Gen Z justru lebih senang untuk rapat lewat Zoom Meeting atau Face Time.
Ini pula yang ditemukan pada Gen Z di BCA. Executive Vice President Human Capital Management Division PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Rudi Lim, mengungkapkan, “Selama pandemi Covid-19, BCA menerapkan work from home. WFH ini sangat diinginkan oleh Gen Z. Padahal, BCA sangat memperhatikan poin team work atau kolaborasi. Di sisi lain, karyawan yang bekerja secara online memuat proses monitoring tugas menjadi lebih sulit.”
Solusinya, BCA menerapkan strategi work from hub. “Jadi, karyawan Gen Z tidak perlu datang ke kantor pagi hari. Mereka bisa bekerja dari hub yang sudah ditentukan, lokasinya pun biasanya lebih dekat dari rumah," ujarnya.
Rudi mengakui, Gen Z telah membawa nafas baru bagi BCA. “Porsi karyawan Gen Y dan Gen Z yang bekerja di BCA saat ini sudah mencapai 60 persen. Namun, kami sempat mengalami 10 tahun tidak melakukan rekrutment atau zero growth, yakni pada 2000-2010. Persoalannya, Gen X sebentar lagi akan pensiun, dan posisi penggantinya tidak ada,” kata Rudi.
Untuk itu, kata dia, BCA mulai melakukan akselerasi demi mempersiapkan karyawan Gen Z siap menggantikan posisi Gen X dan Gen Y di perusahaan. Rudi menuturkan Gen Z dikenal dengan sebutan generasi “Strawberry”.
Di satu sisi, Gen Z terlihat sangat kreatif dan penuh dengan ide-ide segar. Di sisi lain, Gen Z kerap dianggap mudah menyerah dan mencari alternatif lain. “Dari sisi tampilan luar, Gen Z terlihat percaya diri dan cuek. Di sisi lain, mereka mendambakan atasan yang bisa mengayomi dan berkomunikasi dengan mereka,” katanya.