Prabowo mengunjungi Australia pada bulan Agustus dan Rusia pada bulan September sebagai presiden terpilih Indonesia.
Itu diikuti dengan kunjungan ke China pada bulan November ketika ia terpilih sebagai presiden.
Tak lama kemudian, ia melakukan perjalanan ke Washington, DC, di mana ia bertemu dengan Presiden AS Joe Biden, dan mengakhiri kunjungannya dengan panggilan telepon kepada presiden terpilih AS Donald Trump.
Pada akhir November, Prabowo mengunjungi Inggris dan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Raja Charles.
Pengamat Asia Tenggara di National War College, Zachary Abuza, menyebut keputusan untuk mengunjungi China dan Rusia dahulu sebelum AS bukan karena manuver geopolitik, melainkan karena pertimbangan logistik.
Maka itu, hal ini tidak mencerminkan potensi Prabowo untuk berat sebelah.
"Yang pasti, Prabowo akan menjadi sosok yang berbeda dalam hal kebijakan luar negeri dan presiden Indonesia yang baru mungkin juga berarti penguatan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di tengah persaingan regional antara Beijing dan Washington"