"Jadi saya dapat orderan empat atau lima hari kebelakang lah. Terus saya jemput lah langsung ke TKP," ujar Herna.
Orang yang memesan pelayanannya adalah seorang wanita. Sang calon penumpang membawa barang.
Awalnya Herna tidak curiga dengan barang bawaan yang di bawa wanita tersebut. Namun dalam perjalanan menuju tempat tujuan, wanita tersebut menceritakannya.
"Pas lagi di jalan, dia cerita ke saya, dia ngomongnya habis keguguran, terus minta bantu dikuburin. Terus dia ngaku bilang suaminya lagi di luar kota. Oh kalau gitu, kata saya itu mah bukan urusan saya, terus saya tanya dia ketua RT-RW nya di mana. Dia nggak jawab secara jelas. Saya juga sempat nanya-nanya ke driver lain, tapi nggak ada yang tahu," katanya.
Herna mengaku jika dari awal tahu keinginan sang konsumen, orderan yang masuk akan ia cancel atau tolak. Sebab, apa yang diinginkan konsumen bukan bagian dari tugasnya sebagai driver ojol.
"Jadi saya pas naik mah nggak tahu kalau dia bawa mayat, kalau tahu mah ku (sama) saya langsung di-cancel aja. Lagian kan saya nggak tahu kan ngurus-ngurus yang kayak gitu," ucapnya.
"Reuwas (kaget) lah tau dia cerita kayak gitu, apalagi kan disuruh nguburin kayak gitu. Apalagi kan saya bukan bagiannya. Terus kan kalau yang kayak gitu mah manusia dan harus dikuburkan dengan benar," tambahnya.