"Ini sudah dipercontohkan di Srilanka dan ini juga sebagai bentuk penyehatan lingkungan. Sekaligus mengurangi penggunaan pupuk kimia," lanjutnya.
Jika rencana kerjasama ini terwujud, kata Andi Harun, teknologi terbaru pengolahan sampah ini akan menjadi yang pertama di Kalimantan.
"Iya pertama," katanya.
Sementara itu, diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Mr Andrew Hayim De Vriesi penggunaan teknologi pengolahan sampah makanan ini dapat juga diterapkan di Kalimantan.
"Jadi proses komposing itu sangat sederhana. Dan aku telah mengerjakan project ini selama kurang lebih 15 tahun," ujarnya.
Mr Andrew Hayim De Vriesi mengatakan, project ini memiliki banyak keuntungan, diantaranya yakni sebagai jembatan memperluas edukasi lingkungan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.