"(Saat ini) Belum 500 ribu, ini potensi di Q1 kalau tidak ada langkah signifikan," kata Redma.
Tingginya angka PHK dipicu oleh perlambatan ekspor yang menekan utilisasi pabrik, hingga efek domino gempuran produk impor di dalam negeri.
Perusahaan TPT di dalam negeri tak bisa berbuat banyak jika menyangkut anjloknya ekspor.
"Karena yang terjadi kan penurunan order di negara lain, seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS), dipicu faktor ekonomi di sana, inflasi, krisis," ujar Redma.
(redaksi)