Dia kemudian menyinggung soal lulusan terbaik dari perguruan tinggi.
Menurutnya, 10 besar lulusan terbaik dari suatu kampus akan menjadi dosen bukan MC atau jurnalis.
Sementara itu, Pengamat Politik Adi Prayitno, memaparkan tiga "dosa" besar yang dimiliki Ganjar Pranowo.
"Pertama, salah bagi dia ketika bermimpi jadi presiden terlalu dini, sebelum ada fatsun politik dari Ketua Umum, salah betul itu. Itu yang saya sebut baru pertama dalam partai politik," Pengamat Politik, Adi Prayitno.
"Kedua, karena elektabilitas Ganjar Pranowo versi survei, itu mengalahkan elite-elite penting di PDIP, yang ditengarai punya karpet merah, golden ticket, bahkan dapat rekomendasi untuk capres, tapi elektabilitasnya tidak semenjulang Ganjar."
"Ketiga, ini kesalahan terfatal Ganjar, karena dia adalah orang biasa-biasa saja, bukan trah politik darah biru Soekarno, bukan anak kandung Soekarno," pungkasnya. (*)