Ada orang muslim mendadak mengaku pendeta, sebaliknya, tiba-tiba ada mualaf yang jadi pendakwah. Keduanya sama-sama menyuarakan kebencian atas nama agama.
Ambil contoh yang terbaru adalah Saifuddin Ibrahim yang mengaku pendeta. Saifuddin meminta agar 300 ayat di dalam al-Qur’an dihapuskan karena dianggap sebagai bentuk kekerasan.
Padahal dalam memaknai kitab suci apapun, sudah tidak bisa lagi dilihat secara tekstual, tapi harus juga kontekstual. Belakangan setelah ditelusuri banyak pihak Saifuddin ini adalah mantan pentolan aktivis NII (Negara Islam Indonesia) yang sejarahnya didirikan oleh Sekarmaji Maridjan Kartoesoewirjo.
Jadi kita harus hati-hati membaca fenomena sekarang, jangan-jangan mereka ini agen asing, agen ganda yang ditugaskan untuk kerap membangun adu domba dengan isu agama.
Terlepas apa kepentingannya masing-masing negara, pastinya yang menjadi korban adalah warga umum.
-----
Ditulis oleh Sonny Majid, Pembelajar dari Lingkar Kaji Isu-Isu Strategis
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)