HTS ini tak lain adalah reinkarnasi dari Jabhah al Nusra (JN) yang masuk list PBB sebagai organisasi teroris. Organisasi JN ini punya “hubungan darah” dengan Al Qaeda.
Apakah di Indonesia ada pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang menyerukan jihad ke Ukraina atas nama agama lagi? Kita tunggu saja, sambil memastikan apakah ada isu yang diframing oleh kelompok kepentingan itu dengan menyebut “Rusia anti Islam,” atau menyebut Putin sebagai “Penjahat Perang.”
Di sisi lain Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menunggu kepastian apakah NATO menerima Ukraina.
Alih-alih mendapatkan jawaban, justru sekarang Ukraina malah menjadi “ladang pembantaian” antara Rusia, Ukraina, dan para tentara bayaran. Sebuah harga mahal untuk bergabung ke Eropa Barat. Kendati ada informasi yang menjelaskan Rusia terkadang juga melibatkan milisi “tentara bayaran” dalam setiap skema invasinya.
Belum selesai mengenai tentara bayaran ini, eh….muncul isu terkait “laboratorium rahasia” di Ukraina yang lagi-lagi disebut diback-up oleh AS.
Wakil Menlu AS bidang Politik Victoria Nuland pernah menyebut bahwa Ukraina memiliki “fasilitas biologi.” Apakah lantas AS mengaku? Oh…nanti dulu. Padahal banyak pengamat politik luar negeri menyebut Nuland ini adalah salah satu sosok pengendali konflik Rusia – Ukraina.
Nuland ini dari beberapa informasi terbuka, adalah anggota dewan National Endowment for Democracy (NED), sebuah organisasi yang banyak mendanai proyek “demokratisasi” di berbagai negara.
Organisasi ini kerap menggerakkan demonstran yang memprotes pemerintahan sebuah negara, jika sudah tidak bisa diatur lagi oleh AS dengan isu “pemerintah anti demokrasi harus ditumbangkan.”
Kita lanjut ke lab biologi rahasia. Laboratorium biologi rahasia ini juga pernah terungkap di Indonesia, yakni NAMRU, yang kemudian dibubarkan oleh mantan Menkes Siti Fadilah Supari. Pertanyaannya kemudian apakah ada NAMRU-2? Entahlah….!
Memang, kabar Pentagon banyak membiayai biolab sudah sering terdengar. Termasuk lab biologi rahasia di Ukraina didanai oleh DTRA (Defense Threat Reduction Agency) yang telah menggelontorkan dana 80 juta dollar AS. Dana ini jatuh ke kontraktor asal AS, Black & Veatch Special Project Corp dan perusahaan ini dekat dengan Pentagon.
Di Indonesia
Bedanya dengan Indonesia, kita sekarang diperhadapkan dengan “para aktor bayaran” yang didanai asing untuk mengadu domba umat muslim dengan non muslim.