POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Debat pertama Pemilihan Wali Kota Samarinda (Pilwali) 2024 berlangsung dengan suasana yang cukup tenang, berbeda dengan debat Pilgub Kalimantan Timur yang lebih dinamis.
Meski demikian, pasangan calon (paslon) Andi Harun-Saefuddin Zuhri tidak segan memberikan kritik terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan oleh panelis, salah satunya terkait upaya digitalisasi untuk menangani gangguan ketertiban umum.
Moderator dalam debat tersebut mengangkat isu tentang perubahan dan inovasi yang harus dilakukan dalam pelayanan publik, khususnya terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan menggunakan teknologi. Mengingat bahwa Samarinda, sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur, harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kenyamanan warganya. Salah satu masalah yang dihadapi adalah gangguan ketertiban umum yang semakin kompleks seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitas di kota ini. Gangguan seperti kebisingan, perkelahian, hingga perilaku tidak tertib lainnya kerap mengganggu kenyamanan masyarakat.
Panelis kemudian mengajukan pertanyaan kepada paslon mengenai kebijakan dan upaya inovasi digitalisasi yang dapat dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam melaporkan gangguan ketertiban yang terjadi di tempat umum, agar lebih mudah diakses dan diproses dengan cepat.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Andi Harun, calon Wali Kota dari pasangan Andi Harun-Saefuddin Zuhri menjelaskan bahwa Samarinda saat ini sudah mulai berbenah dan memperbaiki pelayanan publik berbasis digital.
Menurutnya, beberapa fasilitas layanan publik sudah disediakan oleh pemerintah Kota Samarinda, baik itu untuk layanan sosial maupun layanan keamanan seperti sistem pelayanan 110 dan 112.