“Kami ingin menjadikan kawasan ini sebagai kawasan kuliner terutama nasi kuning. Merek branding Lambung Mangkurat ini sudah terkenal dan kami ingin memanfaatkan potensi itu untuk menarik pengunjung,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan mengenai upaya lain yang tengah digarap, yakni pembangunan pasak dan pembenahan akses jalan yang lebih baik untuk kendaraan.
“Nanti, kita akan membuat kawasan ini menjadi lebih menarik, dengan akses yang memadai. Kami akan mengembangkan pasak di bagian depan rumah warga dan memberikan tampilan yang lebih menarik dari sisi pariwisata. Semua ini akan dibiayai oleh pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pertanahan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Ananta Diro, menjelaskan lebih lanjut mengenai proses pembongkaran yang telah dimulai dua minggu sebelumnya.
“Semua data warga telah terverifikasi, dan proses ganti rugi sudah mencakup bangunan dan tanah sesuai dengan kebutuhan pengerjaan fisik. Pengerukan sungai sendiri merupakan bagian dari proyek yang dikerjakan oleh pihak provinsi,” ujar Ananta.
(tim redaksi)