POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Probebaya) yang dijalankan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bukan sekadar program pembangunan infrastruktur, tetapi sebuah gerakan ekonomi berbasis komunitas yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa Probebaya bukan hanya soal anggaran tetapi bagaimana dana tersebut dapat memicu partisipasi aktif warga dalam membangun lingkungan mereka sendiri.
“Dana Rp 100 juta itu bukan hanya angka, tetapi pemicu gerakan warga merancang, melaksanakan, dan mengawasi sendiri. Hasilnya, bukan hanya infrastruktur yang terbentuk tapi juga ekonomi yang terus berputar di lingkungan mereka," ujar Andi Harun pada Minggu (16/2/2025).
Probebaya mengalokasikan 60 persen anggaran untuk pembangunan infrastruktur dan 40 persen untuk pemberdayaan masyarakat. Namun, manfaatnya lebih dari sekadar angka pembagian.
“Di beberapa wilayah warga bahkan berinisiatif menggalang dana tambahan guna menyempurnakan proyek mereka,” ucapnya.
Ia mencontohkan seperti yang terjadi di salah satu RT di Gunung Lingai warga yang telah mendapatkan bantuan untuk program budidaya ikan tawar kemudian menyisihkan sebagian keuntungan mereka guna mendanai pembangunan jalan tanpa bantuan langsung dari pemerintah.
“Setiap panen, warga menyumbang Rp5.000 untuk kepentingan publik. Hasilnya tanpa campur tangan pemerintah mereka berhasil membebaskan lahan untuk jalan lingkungan. Ini bukan hanya gotong royong, tapi juga bukti bahwa warga bisa mandiri dalam membangun," jelasnya.