Ananda Emira Moeis Ajak Perempuan Kaltim Jadi Motor Perubahan, "Peradaban Takkan Lahir Tanpa Perempuan"

Ananda Emira Moeis Ajak Perempuan Kaltim Jadi Motor Perubahan, "Peradaban Takkan Lahir Tanpa Perempuan"

Dalam momentum peringatan Hari Kartini, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menyuarakan harapan besar kepada seluruh perempuan di B...

Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis (HO)

POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Dalam momentum peringatan Hari Kartini, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menyuarakan harapan besar kepada seluruh perempuan di Bumi Etam.

Ia mengajak kaum perempuan untuk terus melangkah maju, aktif berkontribusi dalam pembangunan daerah, dan menjadi agen perubahan di berbagai sektor.

“Perempuan Kaltim semakin hari semakin menunjukkan perannya. Saya bangga melihat banyak perempuan yang kini terlibat di bidang politik, ekonomi, bahkan lingkungan,” ujar Ananda dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).

Peringatan Hari Kartini, yang setiap tahun jatuh pada 21 April, menjadi momen refleksi atas perjuangan Raden Ajeng Kartini memperjuangkan akses pendidikan dan kesetaraan hak bagi perempuan Indonesia.

Semangat itu, menurut Ananda, masih relevan hingga kini.

Ananda mendorong agar perempuan tidak sekadar menjadi pengikut dalam pembangunan, melainkan hadir sebagai pelaku utama yang mandiri, berani, dan terus menyuarakan aspirasinya.

“Saya ingin semakin banyak perempuan Kaltim yang berani bermimpi, berani mandiri, dan tidak takut mengambil peran penting dalam pengambilan kebijakan. Karena suara perempuan itu penting dan harus terus didengar,” tegas politisi dari PDI Perjuangan tersebut.

Ia juga mengingatkan bahwa meski jumlah perempuan di DPRD Kaltim masih tergolong sedikit—hanya 8 dari total 55 anggota dewan—hal itu bukan halangan untuk bersuara lantang dan membawa perubahan.

“Jumlah bukan segalanya. Yang terpenting adalah keberanian dan keteguhan hati untuk terus memperjuangkan kepentingan masyarakat, khususnya perempuan,” tuturnya.

Ananda pun menutup pesannya dengan ajakan agar sesama perempuan saling mendukung, bukan bersaing. Karena menurutnya, keberhasilan perempuan lain adalah juga keberhasilan kolektif.

“Perempuan harus saling mendukung, bukan menjatuhkan. Karena peradaban tidak akan pernah lahir tanpa peran perempuan.” (adv)