POJOKNEGERI.COM - Ada baliho Puan Maharani terlihat di jalan menuju lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Baliho Puan Maharani yang merupakan Ketua DPR RI sekaligus juga kader PDI Perjuangan itu tampak ada di salah satu jalan menuju lokasi bencara erupsi Gunung Semeru.
Dalam foto yang beredar itu, Puan Maharani hadir sebagai Ketua DPR RI.
Baliho menampilkan Puan Maharani yang mengenakan hijab berwarna merah, serta baju berwarna putih.
Kemudian, ada tertulis redaksi besar di baliho Puan Maharani itu.
Tertulis "Tangismu, Tangisku, Ceriamu, Ceriaku. Saatnya Bangkit Menatap Masa Depan".
Belum diketahui siapa pihak yang memasang baliho Puan Maharani itu.
Apakah dari pihak relawan Puan Maharani, atau dari pihak lainnya.
Kepak sayap kebhinekaan sempat dikoreksi Fadli Zon
Sebelumnya, maraknya baliho Ketua DPR RI yang juga merupakan politikus PDI Perjuangan, Puan Maharani di beberapa daerah juga mendapat sorotan.
Saat itu, baliho Puan Maharani menampilkan redaksi 'Kepak Sayap Kebhinekaan".
Kemudian, baliho Puan Maharani itu pun dapatkan koreksi yang diberikan Fadli Zon, politikus dari Partai Gerindra.
Melalui akun twitternya, Fadli Zon sampaikan bahwa ada koreksi yang ia berikan pada baliho Puan Maharani itu.
Koreksi diberikan, dinilai Fadli Zon ada kata-kata yang tak sesuai di KBBI pada baliho Puan Maharani.
Kata itu adalah kebhinekaan.
Diketahui, dalam baliho Puan Maharani di beberapa daerah memang terdapat redaksi bertuliskan kebhinekaan. "
Kepak Sayap Kebhinekaan" adalah salah satunya.
Menurut Fadli Zon, hal itu kurang tepat.
"Kebinekaan" artinya keberagaman, berbeda-beda. Harusnya bukan keberagaman (perbedaan) yang ditonjolkan, tapi persatuan dalam keberagaman itu. Unity in diversity, "Bhinneka Tunggal Ika" dlm serat "Kakawin Sutasoma" karya Mpu Tantular. Jadi jangan kita kepakkan sayap perbedaan, tapi persatuan," tulis Fadli Zon.
"Mari gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar apalagi dalam bentuk baliho besar seantero negeri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB() yang benar itu "kebinekaan" bukan "kebhinekaan". Tapi kelihatannya semua baliho sudah dipajang. Sekedar koreksi," tulisnya lagi.
(redaksi)