Wa laqad ‘alimtumun-nasy`atal-ụlā falau lā tażakkarụn
62. Dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
أَفَرَءَيْتُم مَّا تَحْرُثُونَ
A fa ra`aitum mā taḥruṡụn
63. Maka, terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.
ءَأَنتُمْ تَزْرَعُونَهُۥٓ أَمْ نَحْنُ ٱلزَّٰرِعُونَ
A antum tazra’ụnahū am naḥnuz-zāri’ụn
64. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?
لَوْ نَشَآءُ لَجَعَلْنَٰهُ حُطَٰمًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ
Lau nasyā`u laja’alnāhu huṭāman fa ẓaltum tafakkahụn
65. Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang.
إِنَّا لَمُغْرَمُونَ
Innā lamugramụn
66. (Sambil berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian”,
بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ
Bal naḥnu mahrụmụn
67. bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.
أَفَرَءَيْتُمُ ٱلْمَآءَ ٱلَّذِى تَشْرَبُونَ
A fa ra`aitumul-mā`allażī tasyrabụn
68. Maka, terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
ءَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ ٱلْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ ٱلْمُنزِلُونَ
A antum anzaltumụhu minal-muzni am naḥnul-munzilụn
69. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?
لَوْ نَشَآءُ جَعَلْنَٰهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
Lau nasyā`u ja’alnāhu ujājan falau lā tasykurụn
70. Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?
أَفَرَءَيْتُمُ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى تُورُونَ
A fa ra`aitumun-nārallatī tụrụn
71. Maka, terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu).
ءَأَنتُمْ أَنشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ أَمْ نَحْنُ ٱلْمُنشِـُٔونَ
A antum ansya`tum syajaratahā am naḥnul-munsyi`ụn
72. Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?
نَحْنُ جَعَلْنَٰهَا تَذْكِرَةً وَمَتَٰعًا لِّلْمُقْوِينَ
Naḥnu ja’alnāhā tażkirataw wa matā’al lil-muqwīn
73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ
Fa sabbiḥ bismi rabbikal-‘aẓīm
74. Maka, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar.
۞ فَلَآ أُقْسِمُ بِمَوَٰقِعِ ٱلنُّجُومِ
Fa lā uqsimu bimawāqi’in-nujụm
75. Maka, Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran.
وَإِنَّهُۥ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ
Wa innahụ laqasamul lau ta’lamụna ‘aẓīm
76. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.
إِنَّهُۥ لَقُرْءَانٌ كَرِيمٌ
Innahụ laqur`ānung karīm
77. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,
فِى كِتَٰبٍ مَّكْنُونٍ
Fī kitābim maknụn
78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلْمُطَهَّرُونَ
Lā yamassuhū illal-muṭahharụn
79. tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.
تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Tanzīlum mir rabbil-‘ālamīn
80. Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin.
أَفَبِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ
A fa bihāżal-ḥadīṡi antum mud-hinụn
81. Maka, apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini?
وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ
Wa taj’alụna rizqakum annakum tukażżibụn
82. Kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah.
فَلَوْلَآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلْحُلْقُومَ
Falau lā iżā balagatil-ḥulqụm
83. Maka, mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,
وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ
Wa antum ḥīna`iżin tanẓurụn
84. padahal kamu ketika itu melihat,
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ
Wa naḥnu aqrabu ilaihi mingkum wa lākil lā tubṣirụn
85. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat,
فَلَوْلَآ إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ
Falau lā ing kuntum gaira madīnīn
86. maka, mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
تَرْجِعُونَهَآ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Tarji’ụnahā ing kuntum ṣādiqīn
87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
فَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلْمُقَرَّبِينَ
Fa ammā ing kāna minal-muqarrabīn
88. adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ
Fa rauḥuw wa raiḥānuw wa jannatu na’īm
89. maka, dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta jannah kenikmatan.
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ
Wa ammā ing kāna min aṣ-ḥābil-yamīn
90. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,
فَسَلَٰمٌ لَّكَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ
Fa salāmul laka min aṣ-ḥābil-yamīn
91. maka, keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.
وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنَ ٱلْمُكَذِّبِينَ ٱلضَّآلِّينَ
Wa ammā ing kāna minal-mukażżibīnaḍ-ḍāllīn
92. Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat,
فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيمٍ
Fa nuzulum min ḥamīm
93. maka dia mendapat hidangan air yang mendidih,
وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ
Wa taṣliyatu jaḥīm
94. dan dibakar di dalam jahannam.
إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ حَقُّ ٱلْيَقِينِ
Inna hāżā lahuwa ḥaqqul-yaqīn
95. Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.
فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ
Fa sabbiḥ bismi rabbikal-‘aẓīm
96. Maka, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar.
Demikian 3 amalan yang bisa mendatangkan rezeki. Segala sesuatu yang baik akan berujung pada kebaikan jika dilakukan dengan ikhlas.
(redaksi)