Wacana Koalisi Permanen Picu Kekhawatiran Internal Partai Golkar

POJOKNEGERI.COM – Wacana koalisi permanen yang diusulkan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia mulai memunculkan tanda‑tanda perbedaan sikap di internal partai beringin.
Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menjadi salah satu figur yang secara terbuka menyuarakan keberatan.
Meski tidak menyebut adanya penolakan langsung, pernyataan Doli mengindikasikan bahwa gagasan koalisi permanen bukan hanya soal desain politik nasional, tetapi juga menyentuh dinamika internal Golkar sendiri.
Doli Kurnia mengungkap kekhawatirannya soal wacana koalisi permanen. Ia menilai wacana ini perlu pengkajian mendalam.
“Nah jadi selama ini koalisi itu terbentuk secara alamiah saja. Jadi menurut saya kita harus hati-hati kemudian memasukkan itu secara formal,” kata Doli, Kamis (11/12) seperti pemberitaan dari CNNIndonesia
Ia menilai koalisi permanen bisa menghambat fleksibilitas partai politik dalam membangun kesepahaman visi dan misi.
Selain itu, menurut Doli, mempermanenkan koalisi bisa juga menciptakan kekakuan politik. Menurut dia, koalisi mestinya bersifat temporer seiring dinamika politik yang terus berubah.
“Jadi takutnya nanti kalau dikunci dalam koalisi permanen, ya nanti tidak ada keleluasaan untuk menyusun visi misi yang lebih luas, karena keterikatan satu sama lain antara kepentingan politik,” katanya.
Doli takut koalisi permanen membuat partai politik tak lagi memiliki kemampuan untuk mengembangkan gagasan secara terbuka. Padahal, menurut dia, partai politik mestinya memiliki kebebasan untuk mengembangkan ide dan gagasannya dalam membangun negara.
“Jadi menurut saya, bebaskan saja partai politik ini, sebebas-bebasnya mengelaborasi tentang konsep membangun negara dan bangsa,” katanya.
Bahlil Usulkan Koalisi Permanen
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia sempat mengusulkan Koalisi Permanen di depan Presiden Prabowo Subianto saat HUT Partai Golkar.
Bahlil pun mengaku, Golkar merasa nyaman bekerja sama dengan Prabowo.
Adapun Partai Golkar sendiri merupakan satu dari sembilan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), bahkan sejak pasangan Prabowo-Gibran mendaftar sebagai kandidat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
“Kami merasa nyaman bekerja sama dengan bapak Presiden, karena kami tahu betul, sesungguhnya Bapak Presiden Ketua Umum Gerindra mungkin lebih paham Golkar daripada saya,” kata Bahlil saat puncak perayaan HUT ke-61 Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (5/12/2025) malam.
Pria yang menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini, juga mengungkap usulan pembentukan koalisi permanen di hadapan Prabowo.
Yang artinya, tidak ada partai-partai yang bebas keluar-masuk koalisi.
Menurut Bahlil, koalisi permanen bertujuan untuk mendukung stabilitas pemerintahan.
“Partai Golkar berpandangan Bapak Presiden, bahwa pemerintahan yang kuat dibutuhkan stabilitas. Lewat mimbar yang terhormat ini izinkan kami memberikan saran perlu dibuatkan koalisi permanen,” ucap Bahlil.
Ia menilai, koalisi yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran harus solid.
Bahlil juga menegaskan, partai-partai di koalisi harus senasib sepenanggungan.
“Jangan koalisi in-out, jangan koalisi di sana senang, di sini senang, di mana-mana hatiku senang,” papar Bahlil.
“Sudah seharusnya kita mempunyai prinsip yang kuat untuk meletakkan kerangka koalisi yang benar,” tambahnya.
“Kalau menderita, menderita bareng-bareng. Kalau senang, senang bareng-bareng, dan ini dibutuhkan gentleman, dibutuhkan gentleman yang kuat,” pungkasnya.
Disambut Baik NasDem
Mengenai usulan pembentukan Koalisi Permanen mendapat sambutan positif dari Partai NasDem.
Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, menilai gagasan tersebut sejalan dengan arahan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, yang menekankan pentingnya konsistensi dukungan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto hingga akhir masa jabatan.
Menurutnya, langkah ini akan memperkuat stabilitas politik dan memastikan jalannya pemerintahan tanpa hambatan dari internal koalisi.
Menanggapi hal tersebut, Ahmad Sahroni menyebut usulan Bahlil sebagai gagasan yang sangat baik.
Ia menegaskan bahwa Surya Paloh sejak lama telah memberikan arahan kepada seluruh kader NasDem di berbagai kesempatan untuk tetap bersama Presiden Prabowo hingga akhir masa jabatan.
“Usulan yang sangat baik. Pak Surya Paloh selalu menyampaikan dalam beberapa kali pidato di acara NasDem di manapun berada,” ujar Sahroni, Minggu (7/12/2025).
Sahroni menambahkan, arahan Surya Paloh kepada jajaran NasDem di seluruh Indonesia sangat jelas: mendukung penuh pemerintahan Prabowo Subianto.
Dukungan tersebut bukan hanya bersifat simbolis, melainkan juga wujud dalam komitmen politik dan kerja nyata di dalam pemerintahan.
“Bahwa NasDem mendukung penuh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sampai akhir masa jabatan, itu perintah Ketua Umum NasDem kepada kami di seluruh Indonesia,” tegasnya.
(*)
