Pria kelahiran Amuntai 6 Juni 1972 tersebut mengaku sudah berbisnis barang antik sejak tahun 2000. Adapun barang antik yang diburu seperti samurai, kantong macan, merah delima, bambu pethuk, dan piring melawin anti racun.
Ia lalu menceritakan awal mula video yag menghebohkan warganet beberapa waktu lalu itu. Video yang isinya dia seperti memamerkan saldo tabungan Rp 500 triliun itu sebetulnya dibuat untuk meyakinkan pemilik barang antik pedang samurai agar menemuinya di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat.
Si pemilik pedang samurai itu sebelumnya meminta Amin membuktikan bahwa ia punya cukup dana untuk membeli pedang samurai tiga tombol senilai Rp 450 triliun. Amin lalu meminta bantuan beberapa orang yang ia temui di hotel agar membantu bikin video beserta kertas bertuliskan nominal Rp 500 triliun.
Setelah itu, Amin mengirim video berisi testimoni dan selembar kertas yang diketik mirip buku tabungan dengan saldo Rp 500 triliun ke pemilik barang antik itu. Tapi upaya ini tak membuahkan hasil. Padahal, Amin sudah bertolak dari Banjarmasin pada 10 September 2022 ke Bekasi untuk melihat pedang samurai tiga tombol tersebut.
Belakangan Amin tahu pola yang dipakai mafia barang antik untuk mengelabui calon pembeli, seperti yang orang mengaku punya pedang samurai tersebut. "Misalkan ini saya punya pedang samurai, ayo siapa mediator yang mau ngongkosin saya. Geser ke sini, geser ke situ membawa ke yang bayar. Jadi masyarakat yang kurang tahu itu ketipu, kadang 20 (juta), 50 (juta), ada yang sampai jual mobil,” tutur pria 50 tahun itu.
Akibat kehebohan ini, Amin sudah dimintai klarifikasi oleh petugas Ditreskrimsus Polda Kalimantan Selatan. Kepolisian pun akhirnya menutup kasus tersebut. Perihal pemeriksaan dari PPATK, Amin tidak tahu-menahu.
“Enggak pernah transaksi kami, dan saya belum bisa apa-apa lagi. Saya kurang tahu,” ujarnya.
(redaksi)