POJOKNEGERI.COM - Rusia tidak lagi dapat mengirimkan gas ke Eropa melalui pipa Ukraina setelah kesepakatan lima tahun, yang dicapai sebelum perang dimulai, berakhir pada tahun baru 2025.
Hal ini menandai aturan lama yang menggunakan Ukraina sebagai saluran untuk gas Rusia ke Barat.
Perjanjian transit gas tersebut sempat berlanjut, bahkan ketika perang Rusia-Ukraina dengan skala penuh pecah pada tahun 2022, lalu.
Beberapa negara-negara Eropa yang menerima gas itu di antaranya adalah Slovakia dan Austria, yang membayar Rusia untuk energi tersebut.
Reuters menghitung hingga Desember 2024, ekonomi Rusia diperkirakan memperoleh sekitar USD5 miliar setara Rp79,9 triliun (kurs Rp15.987 per USD) dari pipa gas melalui Ukraina.
Diperkirakan juga bahwa Kiev menerima antara USD800 juta hingga USD1 miliar (Rp15,98 triliun) selama satu tahun dari biaya transit gas.
Tetapi Ukraina telah mengisyaratkan dalam beberapa bulan terakhir bahwa mereka berencana untuk membiarkan kesepakatan itu berakhir pada 1 Januari 2025, dan kini mereka telah memenuhi janjinya.
"Ketika Putin dianugerahi kepresidenan Rusia lebih dari 25 tahun yang lalu, transit gas tahunan melalui Ukraina ke Eropa berjumlah lebih dari 130 miliar meter kubik. Hari ini sama dengan 0," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy