Tonton Video Langsung Tanpa Membaca Berita
Internasional

Ukraina Akui Perang Hampir Berakhir, Tinggal Tunggu Persetujuan Rusia

POJOKNEGERI.COM – Pemerintah Ukraina menyatakan bahwa perang dengan Rusia telah mendekati tahap akhir. Ini menyusul hampir rampungnya proposal perdamaian yang tengah disusun bersama Amerika Serikat. Dokumen tersebut akan segera serahkan kepada Moskow dalam beberapa hari ke depan melalui utusan khusus Washington.

Pernyataan ini datang langsung dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ia menyebut bahwa proses penyusunan kesepakatan telah memasuki fase final setelah melalui rangkaian pembicaraan intensif dengan mitra Barat.

Data dan Fakta Utama

Menurut keterangan resmi dari pemerintah Ukraina, proposal perdamaian tersebut merupakan hasil koordinasi erat antara Kyiv dan Washington, dengan dukungan sejumlah negara Eropa. Dokumen ini sebagai kerangka kerja untuk mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung sejak invasi besar Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Proposal tersebut mencakup sejumlah aspek utama, antara lain mekanisme gencatan senjata, pengaturan keamanan pascaperang, serta kerangka jaminan keamanan bagi Ukraina. Amerika Serikat akan berperan sebagai mediator utama dalam penyampaian dan pengawalan proposal kepada pihak Rusia.

Utusan khusus Amerika Serikat akan membawa dokumen tersebut langsung ke Moskow. Kemudian akan melalaui proses pembahasan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan lingkaran dalam Kremlin. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Rusia terkait kesiapan menerima atau menanggapi proposal tersebut.

Pernyataan Resmi Presiden Ukraina

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Kyiv kini menunggu respons politik dari Moskow atas rancangan kesepakatan.

“Proposal untuk mengakhiri perang hampir selesai. Kami menyusunnya bersama Amerika Serikat, dan dalam beberapa hari ke depan dokumen ini akan sampaikan kepada pihak Rusia,” ujar Zelensky, Rabu (17/12/2025).

Zelensky menegaskan bahwa kelanjutan perang kini sangat bergantung pada keputusan Kremlin. Ia menyebut bahwa dari sisi Ukraina dan mitra Barat, kerangka dasar perdamaian telah tersedia.

“Bola sekarang berada di pihak Rusia. Kami menunggu apakah Presiden Putin akan memberikan persetujuan atau tidak,” kata Zelensky.

Meski menyatakan optimisme, Zelensky tidak merinci secara terbuka isi detail proposal tersebut. Khususnya terkait isu sensitif seperti status wilayah yang saat ini diduduki Rusia.

Peran Amerika Serikat

Amerika Serikat memainkan peran kunci dalam penyusunan dan pengawalan proposal perdamaian ini. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan telah melakukan pembicaraan langsung dengan berbagai pihak, termasuk Ukraina, sekutu Eropa, NATO, serta Rusia.

Washington juga menegaskan bahwa meskipun mendukung jaminan keamanan bagi Ukraina, AS tidak berencana mengirimkan pasukan darat ke wilayah tersebut. Peran AS fokus pada diplomasi, verifikasi gencatan senjata, serta dukungan keamanan strategis.

Pejabat AS menyebut proposal ini sebagai “paket komprehensif” yang dapat menjadi dasar kompromi antara Kyiv dan Moskow setelah lebih dari tiga tahun konflik berkepanjangan.

Sikap Rusia Masih Dinantikan

Hingga berita ini, Kremlin belum memberikan tanggapan resmi terkait klaim Ukraina bahwa perang hampir berakhir. Rusia sebelumnya berulang kali menegaskan bahwa setiap kesepakatan damai harus mempertimbangkan “realitas di lapangan”, termasuk wilayah yang telah berada di bawah kendali Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam pernyataan sebelumnya juga menekankan bahwa isu keamanan regional dan hubungan Ukraina dengan NATO tetap menjadi faktor utama dalam konflik ini.

Ketidakjelasan posisi Rusia membuat sejumlah pihak menilai bahwa meskipun proposal telah siap, proses menuju kesepakatan damai masih berpotensi menghadapi hambatan politik.

Analisis Umum dan Prospek Perdamaian

Pernyataan Ukraina bahwa perang “hampir kelar” mencerminkan meningkatnya intensitas diplomasi internasional untuk mengakhiri konflik. Namun, para analis menilai bahwa fase paling krusial justru baru mulai, yakni saat proposal tersebut diuji dalam proses negosiasi dengan Rusia.

Isu paling sensitif tetap berkisar pada status wilayah timur dan selatan Ukraina. Termasuk Donbas dan Krimea, serta bentuk jaminan keamanan jangka panjang bagi Kyiv. Setiap kompromi terkait wilayah berpotensi menimbulkan dampak politik domestik, baik di Ukraina maupun Rusia.

Meski demikian, keterlibatan langsung Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dinilai meningkatkan peluang tercapainya kesepakatan. Setidaknya dalam bentuk gencatan senjata jangka panjang.

Jika proposal ini diterima Moskow, konflik Rusia-Ukraina berpotensi memasuki fase baru pascaperang, yang akan berdampak signifikan terhadap stabilitas keamanan Eropa dan tatanan geopolitik global.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button