Internasional

Trump Kecewa ke Zelensky, Rencana Damai Rusia-Ukraina Buntu

POJOKNEGERI.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkait rencana perdamaian yang Washington usulkan untuk mengakhiri perang Rusia–Ukraina.

Trump menilai Zelenskyy belum menunjukkan keseriusan dalam menanggapi proposal tersebut, bahkan disebut belum sempat membaca dokumen yang baru saja diajukan.

“Saya berbicara dengan Presiden Putin dan para pemimpin Ukraina, termasuk Zelensky, dan saya harus mengatakan saya sedikit kecewa karena Presiden Zelensky bahkan belum membaca proposal tersebut, padahal itu baru beberapa jam yang lalu,” kata Trump kepada wartawan dalam upacara penghargaan tahunan Kennedy Center, Minggu (7/12/2025).

Pertemuan Delegasi AS–Ukraina

Pembicaraan antara pejabat tinggi Amerika Serikat dan Ukraina berlangsung di Miami dan berakhir pada Sabtu setelah berhari-hari diskusi tanpa kemajuan berarti.

Zelenskyy yang hadir melalui sambungan telepon menilai pertemuan tersebut tetap membawa nilai positif meski penuh tantangan.

“Perwakilan Amerika mengetahui posisi dasar Ukraina. Percakapannya konstruktif, meskipun tidak mudah,” ujar Zelenskyy dalam pidato video malam harinya, dikutip dari Reuters.

Ia menambahkan bahwa Ukraina berkomitmen melanjutkan pembicaraan demi mencapai “perdamaian sejati” yang dapat mengakhiri perang berkepanjangan dengan Rusia.

Pertemuan dengan Rusia

Sebelum pertemuan AS–Ukraina, utusan khusus Amerika Serikat Steven Witkoff dan Jared Kushner sempat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada 2 Desember. Dalam pertemuan tersebut, Moskow menolak sebagian isi proposal perdamaian AS. Penolakan Rusia menambah kompleksitas negosiasi yang sudah berlangsung sejak November lalu.

Rencana AS telah mengalami beberapa modifikasi sejak pertama kali diperkenalkan November lalu, di tengah kritik, terutama dari para pemimpin Eropa, bahwa rencana tersebut terlalu lunak terhadap Rusia, yang menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Trump Desak Ukraina Terima Rencana Damai

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Ukraina menerima rencana damai yang diusulkan pemerintahannya untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

Rencana tersebut, yang terdiri dari sejumlah poin, menekankan pada penyerahan sebagian wilayah Ukraina kepada Moskow sebagai syarat utama penghentian konflik.

Trump bahkan mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky “harus menyukainya.”

“Dia harus menyukainya, dan jika dia tidak menyukainya, maka, Anda tahu, mereka harus terus berperang saja,” ujar Trump.

“Pada titik tertentu, dia harus menerima sesuatu,” tambah Trump.

Putin Sambut Baik Rencana Perdamaian

Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik rencana perdamaian usulan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang Ukraina. Dia menyebut rencana damai yang di dukung Presiden Donald Trump itu dapat menjadi dasar penyelesaian konflik antara Moskow dan Kyiv.

Putin, seperti pemberitaan AFP, Sabtu (22/11/2025), menegaskan jika Ukraina menolak rencana damai itu, maka pasukan Rusia akan terus bergerak maju. Dia bahkan mengancam akan merebut lebih banyak wilayah Ukraina jika Presiden Volodymyr Zelensky enggan melakukan negosiasi membahas rencana perdamaian tersebut.

Sebagian besar ketentuan dalam rencana perdamaian itu tampak banyak memenuhi tuntutan Moskow setelah invasi terhadap Kyiv pada Februari 2022 lalu.

“Saya meyakini bahwa hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penyelesaian damai final,” kata Putin saat berbicara kepada para pejabat senior Kremlin dalam rapat Dewan Keamanan Rusia pada Jumat (21/11).

Putin menambahkan bahwa rencana perdamaian itu belum di bahas secara rinci dengan AS, namun Moskow telah menerima salinannya.

Rusia saat ini menguasai lebih dari 19 persen wilayah Ukraina, atau seluas 115.500 kilometer persegi, hanya naik satu poin persentase dari dua tahun lalu. Moskow ingin menguasai seluruh wilayah Donbas, termasuk Donetsk dan Luhansk, serta seluruh Kherson dan Zaporizhzhia.

“Ukraina dan sekutu-sekutu Eropanya masih hidup dalam ilusi dan bermimpi untuk mengalahkan Rusia secara strategis di medan perang,” ucap Putin dalam rapat tersebut.

Putin mengklaim jika pasukan Rusia telah menguasai hampir seluruh kota Kupiansk di timur Laut Ukraina. Pada 4 November lalu — Kyiv telah membantah klaim itu. Dia mengatakan bahwa kemajuan semacam itu akan terus berlanjut jika Ukraina menolak rencana damai usulan AS.

“Jika Kyiv tidak ingin membahas usulan Presiden Trump dan menolaknya, maka mereka dan para penghasut perang Eropa harus memahami bahwa peristiwa yang terjadi di Kupiansk pasti akan terulang di sektor-sektor kunci lainnya di garis depan,” tegas Putin.

“Dan secara umum, itu akan menguntungkan kami,” ucapnya, sembari menambahkan bahwa akan terbuka untuk membahas perdamaian.

(*)

Back to top button