POJOKNEGERI.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, melakukan wawancara televisi formal pertamanya di NBC News, akhir pekan.
Dalam kesempatan itu, ia mengalamatkan sejumlah hal.
Mengutip AFP yang melaporkan wawancara itu, Trump memulai sesi dengan membahas perang Ukraina dan Rusia.
Ia mengatakan bahwa di bawah kepemimpinannya, AS akan memangkas bantuan kepada Kyiv dalam perangnya melawan Moskow.
"Dukungan AS kepada Ukraina akan berkurang. Saya mungkin akan memangkas bantuan yang membantu Kyiv mengusir Rusia," ungkapnya dalam wawancara yang masuk di sesi 'Meet the Press with Kristen Welker' itu dikutip Senin (9/12/2024).
Trump kemudian mengulangi ancamannya untuk meninggalkan NATO, landasan keamanan di Eropa sejak Perang Dunia II. Ia menegaskan bahwa sekutu AS tidak membayar cukup untuk pertahanan mereka.
"Jika mereka membayar tagihan mereka, dan jika saya pikir mereka memperlakukan kita dengan adil, jawabannya adalah saya akan tetap bersama NATO. Tetapi ada juga kemungkinan benar-benar Amerika akan keluar," tegasnya.
Kemudian, Trump membahas janji kampanyenya tentang tarif yang sangat besar, termasuk terhadap mitra dagang utama AS, Kanada, Meksiko, dan China. Ia berjanji tarif akan dilaksanakan dengan benar dan ampuh untuk melindungi industri dalam negeri.
"Kami mensubsidi Meksiko dan kami mensubsidi Kanada dan kami mensubsidi banyak negara di seluruh dunia," katanya.
Namun Trump tak menjelaskan apakah orang Amerika akan melihat harga yang lebih tinggi sebagai akibat dari tarif tersebut. Trump mengatakan bahwa dirinya tidak dapat menjamin apa pun.
Setelah itu, presiden terpilih itu juga mengatakan bahwa ia akan 'dengan sangat cepat' mempertimbangkan pengampunan bagi para pendukungnya yang dipenjara karena menyerbu Gedung Capitol AS pada 2021 lalu.
Diketahui, penyerbuan ini dilakukan pendukung Trump setelah kekalahannya dalam pemilihan umum 2020 dari Joe Biden.
Ia juga mengatakan bahwa anggota Kongres yang menyelidikinya atas pemberontakan pada 6 Januari 2021 oleh para pendukungnya 'harus masuk penjara'.
Sambil menekankan bahwa ia tidak akan secara pribadi memerintahkan badan penegak hukum untuk mengadili musuh-musuh politiknya, ia mengatakan bahwa para pejabat dapat mengambil keputusan untuk melakukannya sendiri.
"Saya memiliki hak mutlak untuk mengadili lawan-lawan dalam negeri karena sebagai presiden, saya adalah kepala penegak hukum," tuturnya.
"Namun saya tidak tertarik dengan hal itu. Saya lebih baik bekerja untuk pertumbuhan ekonomi dan mengakhiri imigrasi ilegal, sehingga balasannya akan berupa kesuksesan," tambahnya.
(*)