Prabowo Subianto, sudah berkalkulasi matang tentang itu, Tentu ia sudah menyiapkan jawaban dengan kalkulasi praktis untuk Presiden Jokowi.
Mau menang atau kalah?
Lagi-lagi, kita semua bisa mengajukan pertanyaan berikut:
apakah Khofifah sudah mendapat restu dan izin dari Presiden Joko Widodo?
Bila Khofifah benar-benar menerima ajakah Prabowo, maka restu dan izin dari kekuasaan pun pasti sudah dikantonginya.
Bila Ganjar Pranowo kelak akan berpasangan dengan Mahfud MD, maka pertarungan antara warga dan kader Nahdliyin akan kian seru.
Pasangan Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin adalah orang NU.
Khofifah adalah kader NU, Mahfud MD juga demikian.
Ini mengulangi kontestasi pemilihan umum presiden 2004:
Hamzah Haz (NU) berpasangan dengan Agum Gumelar, Salahuddin Wahid (NU) berpasangan dengan Wiranto, Hasyim Muzadi (Ketua Umum NU) berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla (NU) berpasangan dengan SBY.
Satu-satunya pasangan yang bukan warga Nahdliyin ketika itu, ialah Amien Rais yang berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo.
Pemilihan presiden kali ini, pasti sangat seru di kalangan Nahdliyin lagi.
Bila ternyata nantinya terbukti Prabowo menetapkan Khofifah sebagai pendampingnya dalam Pilpres 2024, tentu kita semua mengajukan pertanyaan lanjutan:
bagaimana PAN yang mengajukan Erick Thohir dan Partai Golkar yang juga membayangkan Airlangga Hartarto sebagai pendamping Prabowo?