SP diberikan pihak sekolah karena adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan M Sabil.
SP pertama dikeluarkan karena Sabil mengeluarkan kata-kata kotor ketika mengajar dan dilaporkan oleh orang tua siswa.
Belum diketahui detail kata-kata kotor yang diucapkan oleh M Sabil itu.
Sedangkan SP kedua dikeluarkan setelah Sabil ketahuan merokok di ruang guru.
"Dari SP pertama dan kedua, yang bersangkutan tidak menunjukkan perubahan sikap" ujar Cahya.
"Bahkan kami mendapat laporan dari orang tua siswa bahwa yang bersangkutan jarang hadir," imbuh Cahya.
Lantaran sikap Sabil tidak berubah, pihak sekolah dan yayasan sepakat memberhentikan Sabil dengan mengeluarkan surat pemberhentian kerja sama.