"NasDem sampai hari ini kita masih yakin berada di dalam koalisi pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Jadi kalau ada yang mencoba mengusik kita, 'Jokowi itu moh pada NasDem', itulah frame yang dilakukan. 'Jokowi itu tidak suka pada NasDem', itu pasti menurut saya upaya upaya yang dilakukan secara sistemik dan sengaja untuk merusak hubungan yang telah terjaga sedemikian rupa," kata Paloh.
Karena itu, Paloh menekankan Partai NasDem ingin tetap menjadi sahabat sejati Jokowi dalam suka dan duka. Namun, lanjutnya, lain halnya jika Jokowi yang menyatakan tidak lagi membutuhkan NasDem.
"NasDem ingin menekankan, dia ingin tetap sebagai sahabat sejati dalam suka dan dukanya seorang Presiden Joko Widodo. Ini saya pikir memberikan suatu klarifikasi yang jelas pada hari ulang tahun kita yang ke-11," kata Paloh.
"Lain halnya kalau memang sungguh-sungguh sahabatnya NasDem Presiden Jokowi yang menyatakan selamat tinggal NasDem, saya tidak butuh Anda. Itu lain halnya kalau itu yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo. Aaahh.... Itu bukan, bukan keinginan kita, itu bukan harapan kita dan itu adalah kemenangan bagi mereka yang memang tidak menginginkan terjaganya stabilitas nasional untuk tetap melanjutkan upaya-upaya pembangunan yang sedang dijalankan oleh Presiden Joko Widodo," katanya.
(redaksi)