
POJOKNEGERI.CO – Konsolidasi Partai Gerindra Kalimantan Timur memasuki babak baru.
Dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang digelar di Hotel Puri Senyiur Samarinda, Minggu (23/11), dua figur politik berpengaruh menjadi pusat perhatian: Madri Pani dari Kabupaten Berau dan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Aulia Rahman Basri.
Keduanya hadir bukan sekadar sebagai tamu, tetapi sebagai tokoh yang dinilai memperkuat mesin politik Gerindra menjelang kontestasi politik 2029.
Ketua DPD Gerindra Kaltim, Seno Aji, menyatakan Rakerda kali ini bukan hanya ajang penyusunan strategi, melainkan momentum konsolidasi yang menghadirkan energi baru bagi struktur partai.
Menurutnya, kehadiran dua figur kuat sekaligus menjadi sinyal menguatnya posisi Gerindra sebagai kekuatan utama di Kaltim.
“Selamat datang untuk Madri Pani. Pintu kami terbuka lebar. Ini langkah strategis yang membawa harapan besar untuk Berau,” ujar Seno di hadapan ratusan peserta Rakerda.
Madri Pani: Tambahan Kekuatan untuk Berau
Madri Pani bukan nama baru di panggung politik Berau.
Pada Pemilu legislatif sebelumnya, ia meraih 5.114 suara—angka yang menempatkannya sebagai sosok dengan basis massa solid.
Hal inilah yang membuat Seno Aji menilai peluang Gerindra mengunci kursi Ketua DPRD Berau pada pemilu mendatang semakin terbuka.
Ketua DPC Gerindra Berau, Jakariya, bahkan menyebut target perolehan enam kursi di DPRD Berau bukan sesuatu yang muluk.
Saat ini Gerindra memegang empat kursi, dan dengan bergabungnya Madri, ia optimistis suara Gerindra akan meningkat signifikan.
“Menurut saya, Madri ini sosok yang humble, mudah bergaul, dan punya basis massa kuat. Target enam kursi bukan sesuatu yang besar,” kata Jakariya.
Madri sendiri menegaskan bahwa kepindahannya dari Partai NasDem dilakukan tanpa konflik.
Ia menyebut seluruh proses perpindahan sudah dibicarakan secara baik-baik, dan langkahnya masuk Gerindra merupakan bagian dari upaya memperluas ruang belajar politik.
“Saya masuk NasDem baik-baik, keluarnya pun baik. Semua sudah dikomunikasikan,” ujarnya.
Meski demikian, Madri belum membuka suara soal peluang maju lagi dalam Pilkada mendatang.
Jakariya menegaskan bahwa mekanisme partai akan menentukan arah pencalonan untuk Pilkada 2029.
Aulia Rahman Basri: Jejaring Eksekutif Menguatkan Gerindra
Tak hanya Madri, kehadiran Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menjadi magnet utama dalam Rakerda.
Mengenakan setelan putih bernuansa khas Gerindra, Aulia disambut tepuk tangan meriah oleh para peserta.
Seno Aji bahkan berseloroh bahwa perubahan warna pakaian Aulia adalah sinyal perubahan haluan politiknya.
“Yang penting sekarang putih,” ujar Seno disambut riuh.
Seno memastikan bahwa Aulia kini resmi menjadi kader Gerindra dan telah mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA).
Menurutnya, Aulia telah menyampaikan keinginan bergabung sejak ia terpilih dan dilantik sebagai bupati.
Proses administrasi kemudian ditindaklanjuti oleh DPC Gerindra Kukar hingga kaderisasi Aulia dinyatakan sah.
Ketua DPC Gerindra Kukar, Alif Turiadi, memberikan konfirmasi singkat soal status Aulia.
“Insya Allah,” ucapnya sembari menunjukkan foto kebersamaan dengan sang bupati.
Masuknya Aulia ke Gerindra disebut memberi keuntungan strategis besar, mengingat Kukar merupakan salah satu daerah dengan basis pemilih terbesar di Kaltim.
Dengan posisi eksekutif yang ia pegang, Aulia dipandang mampu memperkuat jaringan politik Gerindra di tingkat lokal maupun regional menjelang pemilu 2029.
Relasi Politik Meluas Hingga Tingkat Nasional
Dalam beberapa bulan terakhir, intensitas komunikasi politik Aulia dengan jajaran Gerindra meningkat.
Ia kerap menghadiri berbagai kegiatan yang melibatkan tokoh-tokoh pemerintahan pusat yang memiliki kedekatan dengan Gerindra.
Salah satu momen yang menyita perhatian adalah saat Aulia menyalurkan Program Makanan Tambahan di Desa Sigihan, Kecamatan Sebulu, Jumat (22/11/2025).
Dalam kegiatan itu, ia menyerahkan bantuan dari Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Budisatrio Djiwandono, tokoh sentral di lingkaran politik nasional.
Aulia menyebut kolaborasi tersebut sebagai bentuk kerja bersama dalam membangun Kukar.
“Kami menyambut baik semua dukungan, termasuk bantuan dari Pak Budi Satrio. Ini bagian dari kerja bersama,” ujarnya.
Interaksi politik tersebut semakin memperkuat analisis bahwa jaringan Aulia kini tidak hanya berkutat pada level lokal, tetapi sudah terhubung langsung ke struktur nasional Gerindra.
Rakerda Siapkan Rekomendasi Strategis untuk 2029
Rakerda Gerindra Kaltim yang berlangsung hingga siang hari dijadwalkan menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis.
Fokus pembahasannya meliputi penguatan struktur internal, penyusunan agenda politik daerah, hingga kesiapan menghadapi Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Kepala Daerah 2029.
Kehadiran Madri dan Aulia dianggap menjadi suntikan energi baru dalam konsolidasi Partai Gerindra.
Keduanya membawa kekuatan berbeda: Madri dengan basis massa yang luas di Berau, dan Aulia dengan jejaring eksekutif yang kuat di Kukar.
Kombinasi tersebut dipandang sebagai modal besar bagi Gerindra Kaltim untuk memasuki kontestasi politik berikutnya.
Dengan bergabungnya dua tokoh strategis ini, peta politik Kaltim diperkirakan mengalami dinamika signifikan, terutama di Kabupaten Berau dan Kutai Kartanegara.
Gerindra Kaltim kini memasuki fase konsolidasi agresif, jauh lebih kuat dibanding periode sebelumnya.
Langkah ini menjadi penanda bahwa partai tengah mempersiapkan pondasi politik matang menuju 2029, sekaligus mempertegas posisinya sebagai salah satu kekuatan utama di Kalimantan Timur. (*)
