Minggu, 19 Januari 2025

Pojok Politik Hari Ini

Singgung Wacana Duet Capres-Cawapres, Sonny Majid: Mengkanalisasi Anies Baswedan

Jumat, 1 September 2023 22:22

HEADSHOT - Sonny Majid, Pembelajar dari Lingkar Kaji Isu-Isu Strategis/ Foto: Dok narsum

Itu indikator awal ya. Indikator lainnya, rentetan kejadian bongkar pasang capres-cawapres ini tidak berdiri sendiri. Bisa saja ini bagian dari rangkaian “kelompok kepentingan” yang gagal menggulirkan skema awal, yakni penundaan pemilu dengan alasan “force majeure.”

Selanjutnya skema kedua, perpanjangan masa jabatan presiden tiga tahun. Jika rangkaian ini benar adanya, maka saya lebih sepakat menyebutkan “kegentingan yang memaksa,” sebagai alasan.

Isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden mendapat penolakan banyak pihak. Ditambah lagi bisa jadi “ongkos politiknya” lebih besar, karena harus melalui mekanisme konstitusional melalui parlemen, dan alotnya lobi.

Jalan terakhirnya, mau tidak mau adalah “mendesain capres-cawapres” dalam satu kendali. Sejak awal saya pribadi secara subjektif mencurigai, deklarasi Anies Baswedan oleh Partai Nasdem adalah bagian dari “kanalisasi” figuritas Anies yang kala itu dianggap sebagai antitetis kekuasaan. Di sisi lain, kebetulan Anies juga pernah terlibat dalam pembentukan sejumlah organisasi sayap partai Nasdem.

Meski skenario ini “dibayar mahal” karena salah satu menteri dari Partai Nasdem terlibat dugaan kasus korupsi. Memang harus ada yang dikorbankan dalam politik kita di Indonesia yang cenderung traksaksional.

Sinyalemen itu sebenarnya saya yakin, publik sudah tahu. Bagaimana hampir semua parpol memanfaatkan nama “kekuasaan” untuk melakukan tarian politik. Oleh sebab itu menjadi sesuatu yang aneh, ketika Partai Nasdem mencapreskan Anies Baswedan, namun kekuasaan tidak mengganti posisi menteri. Ini sebenarnya menjadi wujud nyata, bahwa ada “perjanjian” antar-keduanya.

Dugaan sementara upaya “mengakanalisasi” Anies Baswedan ini, bisa berujung pada langkah-langkah selanjutnya.

Semisal, jika ada tiga paket capres-cawapres, maka satu paket harus dikalahkan, sehingga tetap pada putaran keduanya paket yang kalah dalam putaran pertama itu akan menumpahkan suaranya kepada salah satu paket yang bertarung di putaran kedua.

Dan ingat, putaran kedua ini, paket-paket capres –cawapresnya, masih dalam satu kendali “pengocok sekaligus pembagi kartu.”  Siapapun pemenangnya nanti, tetap dibawah kendali.

Adalagi, asumsi, jika tetap dua pasangan calon, maka pada akhirnya nanti, semuanya akan kembali dalam pelukan salah satu kandidat capres yang dipersiapkan. Hanya saja, untuk melepaskan diri harus mengambil skenario pemaketan pasangan capres-cawapres.

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
pojokhiburan