POJOKNEGERI.COM - Ali Mochtar Ngabalin dan Refly Harun saling sindir.
Bermula dari adanya pernyataan Refly Harun di kanal YouTube pribadinya.
Di kanal itu, Refly Harun memberikan pendapat terkait Presiden Jokowi yang memilih salat Id di Yogyakarta, bukannya di Jakarta.
“Kita tidak tahu ada acara apa presiden salat di Yogyakarta, tetapi bacaan saya belum tentu benar juga. Karena namanya analisis politik itu tidak ada benar tidak salah, tetapi bisa diterima secara rasional,” ujarnya.
Refly Harun menyinggung bahwa bisa saja langkah itu diambil Presiden Jokowi karena takut kalah populer dengan Anies Baswedan yang diketahui melaksanakan salat Ied di Jakarta International Stadium (JIS).
“Sepertinya presiden takut kalah pamor dengan salat Id di Jakarta International Stadium,” imbuhnya.
Tak lama usai itu, Ali Mochtar Ngabalin pun cuit tulisan di Twitter-nya @AliNgabalinNew.
Belum jelas kepada siapa cuitan Ngabalin itu disampaikan, apakah tertuju untuk Refly Harun ataukah orang lain.
Meski demikian, dalam cuitan Ali Mochtar Ngabalin itu, ia juga menuliskan soal kawan sakit hati dan pakar hukum bersumbu pendek.
Refly Harun, diketahui adalah seorang ahli hukum tata negara.
"Rupanya kawan ini sakit hati banget. Ketahuilah wahai sang Professor tidak ada yang bisa menghancurkan besi kecuali karatnya, tidak ada yang dapat menghancurkan seseorang kecuali pola pikirnya. Bagaimana mungkin ada pakar hukum seperti kamu bersumbu pendek atau Small and low mindset," ucap Ngabalin melalui akun Twitter @AliNgabalinNew, Rabu (5/5).
Kemudian, dua hari berikutnya, ia kembali mencuit di akun Twitter yang sama.
Dalam isi cuitan itu, ia sampaikan perihal isi kepala dan hati yang penuh kebencian.
"Isi kepala dan hatimu penuh fitnah dan kebencian, memang mudah melihat kusutnya pakaian orang lain dari pada sobeknya pakaian kamu. Jaga lisan kau karena sesungguhnya se-Indonesia Raya meragukan kepakaranmu. Kenapa setiap pernyataanmu selalu memprovokasi rakyat membenci Jokowi? Ter-lalu kau," tulis Ngabalin, Sabtu (7/5/2022) dalam akun Twitternya.AliNgabalinNew.
Berlanjut, di hari yang sama, Sabtu (7/5/2022) malam, Politik Refly Harun kembali beri pendapat.
Di laman YouTubenya, ia seperti menanggapi tulisan Ngabalin di Twitter perihal fitnah dan kebencian.
Refly pun berpendapat, bisa saja diperlukan survei untuk membuktikan pihak mana yang dipercaya.
“Sekali-sekali disurvei itu, percaya saya atau percaya Ali Ngabalin. Kalau misalnya saya enggak dipercaya. Yah sudah enggak apa-apa minta maaf, tapi kalau dia (Ali Ngabalin, red) nggak dipercaya mestinya malu dia sebagai komunikator istana,” bebernya di laman YouTubenya, Sabtu (7/5/2022) malam.
Ia kemudian melanjutkan bahwa tidak ada tuntutan agama yang menyuruh untuk menghina orang.
“Kalau saya dibilang fitnah, fitnah apa?” tanya Refly Harun.
Refly anggap bahwa dalam konseo demokrasi, wajar ada check and balace antara civil dan society.
“Yah ini Ngabalin nggak paham atau pura-pura nggak paham,” urainya.
“Saya ngapain mengkritik Ali Ngabalin, toh ia hanya petugas istana saja. Bedanya dia dapat gaji dari negara, itu soal lain. Tetapi dalam konsep state dan civil society tidak terlalu penting,” katanya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)