Persiapan dimaksud juga tak luput dari adanya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan tenaga kesehatan.
Semisal adanya penambahan insentif untuk nakes maupun dokter yang bertugas.
"Jangan sampai mereka nanti stand by tapi gak ada insentifnya," sambungnya.
Selain SDM yang menjadi catatan, Politisi Gerindra itu juga menyoroti soal sarana prasarana kesehatan yang dibutuhkan. Sebab itu, diperlukan evaluasi setelah tahapan uji coba ini selesai dilakukan.
"Misalnya ternyata yang dibutuhkan lebih banyak mobil ambulans. Karena dipuskesmas biasa yang terbatas itu unit ambulans. Di layanan Doctor on Call juga disediakan layanan motor," terangnya.
Disinggung mengenai penyebarluasan informasi layanan Doctor on Call, Deni mengatakan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Samarinda.
"Yang pasti kita akan minta RDP dengan mereka (Dinkes) setelah free launching ini apa saja yang sudah dijalankan. Supaya kita bisa lakukan evaluasi sesuai fungsi kami yakni pengawasan. Ini betul-betul mengena kepada masyarakat atau tidak," jelasnya.
Dilaunching bersamaan hari jadi Kota Samarinda
Program Doctor on Call direncanakan akan launching bersamaan dengan hari jadi Kota Samarinda pada 24 Januari 2022 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, Ismid Kusasih menyebut, program Doctor on Call sebelumnya telah melalui tahap kajian hingga studi banding ke Kota Makassar beberapa waktu lalu.
Program tersebut bertujuan memudahkan akses pelayanan kesehatan masyarakat, terutama yang bersifat kondisi kedaruratan. Dengan sasaran program adalah lansia, bayi, balita, ibu hamil, serta warga yang membutuhkan penanganan segera demi mencegah kematian.
Ismid menjelaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan 10 Puskesmas yang ada di mssing-masing kecamatan Kota Samarinda. Adapun tim Doctor on Call di masing-masing Puskesmas itu beranggotakan dokter umum, perawat atau bidan sesuai keahliannya, dan supir.