Susi membeberkan Mehrtens memiliki seorang putra berusia sekitar lima tahun. Dia merupakan sosok yang sayang dengan keluarga.
Dalam laporan The Sydney Morning Herald, rekan dan mantan kolega Mehrtens juga mengatakan sang pilot bekerja di maskapai Susi Air usai dirinya menyelesaikan sekolah penerbangan.
Dia bekerja di bawah Susi Air sebelum kembali ke Selandia Baru pada 2016.
Mehrtens belajar menerbangkan pesawat di Akademi Penerbangan Internasional di Bandara Christchurch.
Dia sempat bekerja di luar negeri selama delapan tahun lalu menikah pada 2012 sebelum pindah ke Auckland bersama istri dan putranya pada 2016.
Pada 2019, Mehrtens dan keluarga pindah ke Hong Kong. Saat itu ia bekerja untuk Cathay Dragon, anak perusahaan Cathay Pacific yang berhenti beroperasi pada 2020 karena pandemi Covid-19.
Mehrtens lalu kembali ke Susi Air.
Dia menerbangkan pesawat melewati "jalur berbahaya" yakni landasan pacu jarak pendek di bukit curam.
"Ini menunjukkan betapa dia sangat sayang keluarga, karena rela menempatkan diri dalam risiko demi mendapat uang untuk menghidupi keluarganya," kata mantan sejawat Mehrtens yang enggan disebutkan identitasnya kepada Sydney Morning Herald.
"Phil adalah orang yang baik. Tak ada orang yang pernah bicara buruk tentang dia."
OPM lewat juru bicaranya Sebby Sambom baru-baru ini merilis kondisi pilot pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY usai sepekan pasca penyanderaan.
Dalam salah satu video, Mehrtens menyampaikan pesan singkat bahwa dirinya disandera agar Papua bisa merdeka.
"Kelompok Papua menangkap saya dan mereka berjuang untuk kemerdekaan Papua. Mereka minta agar militer Indonesia pulang dan jika tidak mereka tetap menahan saya dan keselamatan saya akan terancam," kata Mehrtens.
(redaksi)